Penulis: pannacoffee

  • Apa Itu Interval Pour? Step Pour? Kenapa Banyak Barista Belajar Menguasainya?

    Apa Itu Interval Pour? Step Pour? Kenapa Banyak Barista Belajar Menguasainya?

    Tips Seduhan Menggunakan Interval Brew Method: Teknik yang Dipopulerkan oleh Tetsu Kasuya dan Digunakan di World Brewers Championship

    Pour over memiliki banyak teknik seduh/ pola tuang, ada yang continous atau berkelanjutan , ada yang step pour/ pulse . Teknik seduh terus berkembang diikuti juga dengan perkembangan alat seduh atau dripper untuk mencari rasa terbaik dari biji kopi. Salah satu metode yang populer dan banyak digunakan, terutama dalam kompetisi seperti World Brewers Championship (WBC), adalah Interval Brew Method. Teknik ini dipopulerkan oleh Tetsu Kasuya, juara dunia Brewers Cup 2016 asal Jepang. Artikel ini akan membahas apa itu Interval Brew Method, mengapa teknik ini efektif, siapa yang mempromosikannya, risiko kesalahan dalam penerapannya, serta tips dan kesimpulan untuk memaksimalkan hasil seduhan.


    Apa Itu Interval Brew Method?

    Interval Brew Method adalah teknik penyeduhan kopi manual yang membagi proses pour (penuangan air) menjadi beberapa interval. Teknik interval dapat bervariasi tergantung dengan target rasa yang mau dicari, lazimnya berkisar antara 3-5 interval pour.

    Coba kita bahas teknik yang paling terkenal, Tetsu Kasuya menggunakan metode ini dengan membagi penyeduhan menjadi 5 interval pour, di mana setiap interval dituang dengan jeda waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk mengontrol ekstraksi dan memastikan semua partikel kopi terekspose secara merata.

    Alasan Menggunakan Interval Brew Method:

    1. Ekstraksi yang Lebih Baik: Dengan membagi tuangan air, kita bisa mengoptimalkan hasil seduh, kita dapat push extraction tentunya ada beberapa tahapan yang juga harus diperhatikan untuk menghindari dari over ekstrak (ekstraksi berlebihan) atau under ekstrak (ekstraksi kurang).
    2. Meningkatkan Kejelasan Rasa: Teknik ini membantu menonjolkan karakteristik rasa yang lebih jelas dan kompleks, intensitas rasa akan semakin meningkat seiiringnya bertambahnya jumlah pulse/ step pour.
    3. Konsistensi: Interval pour memastikan proses penyeduhan lebih terkontrol dan konsisten.

    Risiko Kesalahan dalam Interval Brew Method

    Meskipun efektif, Interval Brew Method memiliki risiko jika tidak dilakukan dengan tepat. Berikut adalah beberapa kesalahan umum dan risikonya:

    1. Tuangan Air Terlalu Banyak dalam Satu Interval:
    • Risiko: Tidak balance dapat menyebabkan Over-extraction pada step tertentu, yang menyebabkan rasa kopi menjadi pahit dan tidak seimbang.
    • Solusi: Pastikan setiap interval pour menggunakan volume air yang sesuai (biasanya 60-90 ml per interval untuk 15-20 gram kopi), pembagian air yang merata membantu kita mendapatkan hasil seduhan yang konsisten.
    1. Jeda Waktu yang Tidak Konsisten:
    • Risiko: Ekstraksi tidak merata, menyebabkan rasa kopi tidak konsisten.
    • Solusi: Gunakan timer untuk memastikan jeda waktu antar interval konsisten (biasanya 30-45 detik), atau bisa tunggu tiris, sehingga lebih mendapatkan ekstraksi yang merata.
    1. Grind Size yang Tidak Tepat:
    • Risiko: Gilingan terlalu halus menyebabkan over-extraction, sementara gilingan terlalu kasar menyebabkan under-extraction.
    • Solusi: Gunakan grind size menyesuaikan jumlah tuangan : contoh menggunakan medium untuk 4-5 pulse/step, menggunakan medium fine untuk 2-3 pulse/ step.

    Tips untuk Menerapkan Interval Brew Method

    Berikut adalah langkah-langkah dan tips untuk menerapkan teknik ini dengan baik:

    Bahan dan Alat:

    • 15-20 gram biji kopi (medium grind), ingat ini contoh untuk 5 step pour , gunakan grindsize sedikit kasar untuk menghindari over ekstrak
    • 250-300 ml air panas (90 untuk natural process dan honey process, 95 untuk wash process)
    • Alat seduh V60 atau Kalita Wave.
    • Kertas filter.
    • Server atau gelas saji.
    • Timer.

    Langkah-langkah:

    1. Siapkan Alat dan Bahan:
    • Pasang kertas filter di alat seduh dan basahi dengan air panas. Buang air sisa pembasahan.
    • Tambahkan 15-20 gram kopi yang sudah digiling.
    1. Bloom Kopi:
    • Tuang 40-50 ml air panas untuk blooming. Biarkan selama 30 detik.
    1. Interval Pour:
    • Pour 1: Tuang 60-70 ml air, pastikan semua kopi basah. Tunggu 30-45 detik.
    • Pour 2: Tuang 60-70 ml air lagi. Tunggu 30-45 detik.
    • Pour 3: Ulangi tuangan 60-70 ml air. Tunggu 30-45 detik.
    • Pour 4: Tuang 60-70 ml air. Tunggu 30-45 detik.
    • Pour 5: Tuang sisa air (60-70 ml). Total waktu penyeduhan sekitar 3-3,5 menit.
    1. Selesaikan Penyeduhan:
    • Setelah tuangan terakhir, biarkan air menetes hingga habis.
    • Aduk kopi di server untuk menyeimbangkan ekstraksi.
    1. Sajikan:
    • Tuang kopi ke dalam gelas dan nikmati.

    Kesimpulan

    Interval Brew Method adalah teknik penyeduhan kopi yang efektif untuk menghasilkan rasa yang seimbang dan kompleks. Dipopulerkan oleh Tetsu Kasuya, teknik ini banyak digunakan dalam kompetisi seperti World Brewers Championship karena kemampuannya mengontrol ekstraksi dengan baik. Namun, teknik ini memerlukan ketelitian dalam hal volume tuangan, jeda waktu, dan grind size untuk menghindari risiko over-extraction atau under-extraction.

    Dengan mengikuti tips dan langkah-langkah di atas, Anda bisa mencoba teknik ini di rumah atau di kedai kopi Anda. Selalu ingat untuk menggunakan biji kopi segar, air berkualitas, dan alat yang tepat untuk hasil terbaik.


    Sumber:

    • World Coffee Events, “World Brewers Cup Championship.”
    • Tetsu Kasuya, “5 Pour Method” (2016 World Brewers Cup Champion).
    • Barista Hustle, “Understanding Coffee Extraction.”
    • Perfect Daily Grind, “How to Brew Coffee Using Tetsu Kasuya’s 4:6 Method.”
  • Tips Seduh dan Resep Japanese Iced Coffee

    Tips Seduh dan Resep Japanese Iced Coffee

    Tips dan Trik untuk Japanese Iced Coffee

    1. Pilih Biji Kopi yang Tepat:
    • Seringkali untuk mendapatkan pengalaman seduh yang menarik kita bisa mencari biji kopi single-origin dengan profil rasa yang cerah, fruity, sedikit winey dan manis yang menonjol, seperti kopi dari IJEN PISANG GORENG MADU
    1. Rasio Kopi dan Air:
    • Gunakan rasio 1:10 – 1:12 untuk kopi dan air. Misalnya, 20 gram kopi untuk 200 -240 ml air.
    • Sebagian air digunakan untuk menyeduh kopi, dan sebagian lagi digantikan dengan es batu.
    • Pertama kali diminum akan terasa terlalu intense, tapi seiring es batu mencair akan mendapatkan taste yang lebih balance.
    1. Grind Size (Ukuran Gilingan):
    • Gunakan gilingan medium fine , jika acuan dengan ukuran untuk V60 atau pour-over. Gilingan sedikit lebih halus , jangan khawatir akan over ekstrak karena tambahan air dari es akan turut mengurai kepekatan rasa. Aiming di 500-600 mikron untuk grind size.
    1. Es Batu Berkualitas:
    • Gunakan es batu yang bersih dan bebas bau untuk menghindari kontaminasi rasa.
    • Pastikan es batu cukup untuk mendinginkan kopi segera setelah diseduh.
    1. Teknik Penyeduhan:
    • Tuang air panas (90-93°C) secara perlahan dan merata ke atas kopi.
    • Lakukan blooming selama 30 detik untuk melepaskan gas CO2 dari kopi.
    • Gunakan metode step pour dengan maksimal 3 step pour.
    • Pastikan waktu penyeduhan total sekitar 2-3 menit.
    1. Peralatan yang Tepat:
    • Gunakan alat seduh seperti V60, Kalita Wave, atau Aeropress.
    • Siapkan server atau gelas yang sudah diisi es batu secara terpisah, seduh kopi dahulu nanti baru diberikan es batu diakhir seduhan.

    Brew Recipe: Japanese Iced Coffee

    Bahan dan Alat:

    • 20 gram biji kopi (medium fine grind).
    • 200 ml air panas (90-93°C).
    • 100 gram es batu.
    • Alat seduh filter (V60, Kalita Wave, atau Aeropress).
    • Kertas filter.
    • Server atau gelas saji.

    Langkah-langkah:

    1. Siapkan Es Batu:
    • Letakkan 100 gram es batu di server atau gelas saji terpisah, dari server kopi.
    1. Pasang Filter dan Basahi Kertas Filter:
    • Pasang kertas filter di alat seduh dan basahi dengan air panas untuk menghilangkan rasa kertas dan menghangatkan alat seduh. Buang air sisa pembasahan.
    1. Tambahkan Kopi:
    • Masukkan 20 gram kopi yang sudah digiling ke dalam alat seduh.
    1. Bloom Kopi:
    • Tuang 40 ml air panas secara perlahan ke atas kopi, pastikan semua kopi basah. Biarkan blooming selama 30 detik.
    1. Lanjutkan Penyeduhan:
    • Tuang air panas sampai 110 ml secara perlahan dan merata dengan gerakan melingkar. Pastikan waktu penyeduhan total sekitar 1: 30 menit, cara tuang benar-benar slow.
    • Tuang air panas sampai 200 ml secara perlahan dan merata dengan gerakan melingkar. Pastikan total waktu seduh di 2:30 menit sampai 3:00 menit.
    • INGAT TUANG SAMPAI! perhatikan kata-kata tersebut, total air yang digunakan sesuai resep diatas 200 ml ya.
    1. Campur dengan Es Batu:
    • Segera setelah kopi selesai diseduh, aduk perlahan untuk mencampur kopi panas dengan es batu. Es batu akan mendinginkan kopi dengan cepat dan menghentikan proses ekstraksi.
    1. Sajikan:
    • Tuang kopi ke dalam gelas saji dan nikmati segera untuk rasa yang paling segar.

    Tips Tambahan:

    • Eksperimen dengan Rasio: Jika kopi terlalu kuat, kurangi jumlah kopi atau tambahkan lebih banyak es batu. Jika terlalu ringan, tambahkan lebih banyak kopi atau kurangi es batu.
    • Gunakan Air Berkualitas: Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bau atau rasa yang tidak diinginkan.
    • Simpan Es Batu dalam Jumlah Cukup: Pastikan es batu mencair dengan cepat untuk mendinginkan kopi tanpa mengencerkan rasa terlalu banyak.

    Kesimpulan

    Japanese Iced Coffee adalah metode yang sempurna untuk menikmati kopi dingin dengan rasa yang segar dan kompleks. Dengan menggunakan teknik filter brew dan es batu, Anda bisa menghasilkan minuman kopi yang sempurna untuk cuaca panas. Selalu ingat untuk menggunakan biji kopi segar, air berkualitas, dan es batu yang bersih untuk hasil terbaik.

  • Cara Menghitung Harga Jual Segelas Kopi

    Cara Menghitung Harga Jual Segelas Kopi

    Berapa Sebenarnya Biaya Membuat Secangkir Kopi? Analisis Harga per Cup untuk Menu Americano, Latte, dan Strategi Meningkatkan Sales Growth

    Industri kopi di Indonesia terus berkembang pesat, baik dari segi konsumsi maupun bisnis. Bagi pemilik kedai kopi, memahami biaya produksi per cup dan strategi untuk meningkatkan penjualan adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

    Artikel ini akan membahas berapa biaya sebenarnya untuk membuat secangkir kopi dengan menu populer seperti Americano dan Latte, serta cara menghitung dan meningkatkan sales growth secara sustain. Asumsi perhitungan menggunakan informasi sbb: harga biji kopi arabika roasted (Rp290.000 per kg), susu (Rp17.000 per 900 ml), gaji barista (Rp3-4 juta per bulan), dan sewa ruko (Rp150 juta per tahun).


    Biaya Membuat Secangkir Kopi: Americano vs. Latte

    Menghitung biaya produksi per cup kopi melibatkan beberapa faktor, termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Berikut adalah perkiraan biaya untuk dua menu kopi populer: Americano dan Latte.

    1. Americano

    Americano adalah minuman kopi yang terdiri dari espresso dan air panas. Biaya produksinya relatif rendah karena bahan yang digunakan sederhana.

    • Bahan Baku:
    • Biji kopi: 18-20 gram untuk double shot espresso (Rp290.000 per kg = Rp5.800-Rp6.500 per cup).
    • Air panas: Biaya minimal, sekitar Rp100.
    • Tenaga Kerja: Gaji barista Rp3-4 juta per bulan. Jika seorang barista melayani 200 cup per hari (6.000 cup per bulan), biaya tenaga kerja per cup adalah Rp500-Rp670.
    • Overhead: Sewa ruko Rp150 juta per tahun (Rp12,5 juta per bulan). Jika kedai menjual 6.000 cup per bulan, biaya overhead per cup adalah Rp2.083, dengan catatan belum termasuk biaya variable seperti listrik, air dll.

    Total Biaya per Cup Americano: Rp8.483-Rp9.353.

    2. Latte

    Latte terdiri dari espresso, susu. Biaya produksinya lebih tinggi karena penggunaan susu.

    • Bahan Baku:
    • Biji kopi: 18-20 gram untuk double shot espresso (Rp5.800-Rp6.500).
    • Susu: 180-250 ml (Rp17.000 per 900 ml = Rp3.400-Rp4.722 per cup).
    • Waste susu : Biaya minimal, sekitar Rp500.
    • Tenaga Kerja: Sekitar Rp670-Rp830 per cup (karena proses steaming susu membutuhkan waktu lebih lama).
    • Overhead: Sekitar Rp2.083 per cup.

    Total Biaya per Cup Latte: Rp12.831-Rp14.635.


    Cara Menghitung Sales Growth yang Berkelanjutan

    Untuk mencapai pertumbuhan penjualan yang berkelanjutan, pemilik kedai kopi perlu mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk harga jual, volume penjualan, dan efisiensi operasional. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

    1. Menetapkan Harga Jual yang Kompetitif

    Harga jual harus mencerminkan biaya produksi, margin keuntungan, dan daya beli konsumen. Sebagai contoh:

    • Jika biaya produksi Americano adalah Rp9.353, harga jual bisa ditetapkan sekitar Rp25.000-Rp30.000 (margin keuntungan 60%-70%).
    • Untuk Latte dengan biaya produksi Rp14.635, harga jual bisa sekitar Rp35.000-Rp40.000.

    2. Meningkatkan Volume Penjualan

    • Promosi dan Diskon: Menawarkan promo seperti “beli 1 gratis 1” atau diskon untuk pembelian dalam jumlah besar dapat menarik lebih banyak pelanggan.
    • Menu Variatif: Menambahkan varian signature menu seperti mocktail kopi dingin (cold brew plus design syrup dan another ingridients) atau minuman dengan susu berbasis tanaman (plant-based milk) dapat menarik segmen pasar yang lebih luas.
    • Loyalty Program: Memberikan reward kepada pelanggan setia dapat meningkatkan frekuensi kunjungan.
    • Hosipitality : Penting!!

    3. Mengoptimalkan Biaya Operasional

    • Bulk Purchasing: Membeli bahan baku dalam jumlah besar dapat mengurangi biaya per unit.
    • Efisiensi Tenaga Kerja: Melatih staf untuk bekerja lebih efisien dapat mengurangi biaya tenaga kerja per cup.
    • Penggunaan Teknologi: Menggunakan mesin kopi otomatis atau sistem POS (Point of Sale) yang terintegrasi dapat meningkatkan efisiensi operasional.

    4. Analisis Data dan Feedback Pelanggan

    • Tracking Sales: Memantau penjualan harian, mingguan, dan bulanan untuk mengidentifikasi tren dan pola konsumsi.
    • Feedback Pelanggan: Mendengarkan masukan dari pelanggan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan.

    Strategi Meningkatkan Profitabilitas

    Untuk mencapai pertumbuhan penjualan yang berkelanjutan, pemilik kedai kopi perlu fokus pada peningkatan profitabilitas. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:

    1. Upselling dan Cross-Selling:
    • Menawarkan pelanggan untuk menambah topping atau ukuran minuman (upselling).
    • Menjual produk tambahan seperti pastry atau merchandise (cross-selling).
    1. Ekspansi Pasar:
    • Membuka cabang baru di lokasi strategis.
    • Coffee Catering untuk acara-acara seperti kawinan, ultah, dll
    • Menjual produk kopi kemasan atau ready-to-drink (RTD) untuk meningkatkan jangkauan pasar.
    1. Sustainability Initiatives:
    • Menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan dan mendukung petani lokal.
    • Menerapkan praktik zero-waste untuk menarik konsumen yang peduli lingkungan.

    Kesimpulan

    Biaya produksi secangkir kopi bervariasi tergantung pada jenis menu dan bahan baku yang digunakan. Untuk Americano, biaya produksi berkisar antara Rp8.483-Rp9.353, sedangkan untuk Latte, biayanya sekitar Rp12.831-Rp14.635. Dengan menetapkan harga jual yang kompetitif, meningkatkan volume penjualan, dan mengoptimalkan biaya operasional, pemilik kedai kopi dapat mencapai pertumbuhan penjualan yang berkelanjutan.

    Strategi seperti upselling, ekspansi pasar, dan inisiatif keberlanjutan juga dapat membantu meningkatkan profitabilitas dan daya saing bisnis kopi di pasar yang semakin kompetitif.


    Sumber:

  • Peluang Usaha Kopi di Indonesia Masih Terbuka Lebar.

    Peluang Usaha Kopi di Indonesia Masih Terbuka Lebar.

    Trend Kopi ke Depan: Banyak Brand dari Belahan Dunia Akan Buka di Asia Tenggara, Peluang bagi Indonesia sebagai Negara Produsen dan Konsumen Kopi**

    Dalam beberapa tahun terakhir, industri kopi di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan, baik dari sisi prestasi lomba,produksi maupun konsumsi. Salah satu tren yang menarik perhatian adalah semakin banyaknya brand kopi asal Jepang yang membuka gerai di Jakarta. Hal ini tidak hanya mencerminkan potensi pasar Indonesia yang besar, tetapi juga menunjukkan bagaimana Indonesia, sebagai negara produsen dan konsumen kopi, dapat memanfaatkan peluang ini untuk mengembangkan industri kopi lokal.


    Brand Kopi Jepang Melirik Pasar Indonesia

    Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan kultur kopi yang sangat berkembang. Brand-brand kopi Jepang seperti % Arabica, Kurasu, Fuglen, Koffee Mameya, dan Omotesando Koffee telah sukses membangun reputasi internasional berkat pendekatan mereka yang detail terhadap kualitas, desain, dan pengalaman konsumen. Kini, mereka mulai memperluas jangkauan mereka ke Asia Tenggara, dengan Jakarta sebagai salah satu target utama.

    Alasan utama brand-brand Jepang memilih Jakarta adalah karena potensi pasar yang besar. Indonesia tidak hanya merupakan produsen kopi terbesar keempat di dunia, tetapi juga memiliki populasi yang besar dan semakin urban. Menurut data dari World Coffee Portal, pasar kedai kopi di Indonesia diprediksi akan mencapai lebih dari 4.000 gerai pada tahun 2025. Selain itu, meningkatnya daya beli masyarakat kelas menengah dan minat terhadap kopi spesial menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menarik bagi brand internasional.


    Indonesia sebagai Negara Produsen dan Konsumen Kopi: Peluang Besar

    Indonesia memiliki keunikan sebagai negara yang tidak hanya memproduksi kopi dalam jumlah besar, tetapi juga memiliki kultur konsumsi kopi yang kuat. Sebagai produsen, Indonesia dikenal dengan kopi-kopi spesial seperti Kopi Gayo, Toraja, dan Kintamani. Sebagai konsumen, kopi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, mulai dari kopi tradisional seperti kopi tubruk hingga tren kopi spesial yang semakin populer.

    Kehadiran brand kopi Jepang di Jakarta membawa dampak positif bagi industri kopi lokal. Pertama, mereka memperkenalkan standar kualitas yang tinggi, yang mendorong kedai kopi lokal untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka. Kedua, mereka juga membuka peluang kolaborasi dengan petani dan roaster lokal, sehingga meningkatkan nilai tambah bagi kopi Indonesia.


    Kultur Kopi Indonesia: Pengaruh terhadap Industri ke Depan

    Kultur kopi di Indonesia telah mengalami transformasi signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Jika dahulu kopi identik dengan minuman tradisional yang disajikan dengan gula dan susu kental manis, kini kopi spesial dengan rasa yang lebih kompleks semakin digemari, terutama di kalangan generasi muda.

    Perubahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

    1. Urbanisasi dan Gaya Hidup Modern: Masyarakat urban di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya semakin mengadopsi gaya hidup modern, di mana kopi tidak hanya sekadar minuman, tetapi juga bagian dari identitas sosial.
    2. Peningkatan Pengetahuan Konsumen: Konsumen semakin sadar akan kualitas dan asal-usul kopi. Mereka mencari pengalaman yang lebih autentik, seperti kopi single-origin dan metode seduh manual.
    3. Peran Media Sosial: Media sosial memainkan peran penting dalam mempopulerkan tren kopi. Foto-foto latte art dan interior kedai kopi yang instagramable menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen.

    Kehadiran brand kopi Jepang yang terkenal dengan estetika dan kualitasnya akan semakin memperkuat tren ini. Mereka tidak hanya menawarkan kopi berkualitas tinggi, tetapi juga menciptakan pengalaman konsumen yang unik, yang dapat menginspirasi kedai kopi lokal untuk berinovasi.


    Masa Depan Industri Kopi Indonesia

    Dengan semakin banyaknya brand internasional yang masuk ke Indonesia, industri kopi lokal dihadapkan pada tantangan sekaligus peluang. Di satu sisi, persaingan akan semakin ketat, terutama di segmen premium. Di sisi lain, hal ini dapat mendorong pertumbuhan industri kopi secara keseluruhan, mulai dari hulu (petani) hingga hilir (kedai kopi).

    Beberapa langkah yang dapat diambil untuk memanfaatkan peluang ini antara lain:

    1. Peningkatan Kualitas dan Inovasi: Kedai kopi lokal perlu terus meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka, serta berinovasi dalam menciptakan menu dan pengalaman konsumen yang unik.
    2. Kolaborasi dengan Petani Lokal: Dengan memanfaatkan kopi lokal yang berkualitas, kedai kopi dapat menciptakan diferensiasi dan menonjolkan kekayaan kopi Indonesia.
    3. Fokus pada Keberlanjutan: Seperti yang dilakukan oleh Baked Coffee dengan konsep Origin Zero, keberlanjutan akan menjadi faktor kunci dalam menarik konsumen yang semakin peduli terhadap lingkungan.
    4. Edukasi Konsumen: Meningkatkan pengetahuan konsumen tentang kopi spesial dan proses produksi dapat menciptakan pasar yang lebih matang dan apresiatif.

    Kesimpulan

    Kehadiran brand kopi Internasional terlebih Jepang di Jakarta adalah bukti bahwa pasar kopi Indonesia memiliki potensi besar. Sebagai negara produsen dan konsumen kopi, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan industri kopi lokal. Dengan terus berinovasi dan meningkatkan kualitas, industri kopi Indonesia dapat bersaing di tingkat global sekaligus mempertahankan kekayaan kultur kopi yang telah ada sejak lama.


    Sumber:

    1. World Coffee Portal, “Indonesia Branded Coffee Shop Market Report 2023.”
    2. Wawancara dengan Gustav Johannes Groenendijk, CEO dan Pendiri Baked Coffee.
    3. USDA, “Coffee: World Markets and Trade Report 2024.”
    4. Perfect Daily Grind, “How Specialty Coffee is Transforming Southeast Asian Café Culture,” November 19, 2024.
  • Skyrocket Harga Kopi dunia, Kenapa Harga Kopi Mahal? Apa itu C Price?

    Skyrocket Harga Kopi dunia, Kenapa Harga Kopi Mahal? Apa itu C Price?

    Mahalnya Harga Kopi: Mengenal C Price, Future Coffee Trading, dan Implementasinya

    Harga kopi global terus melambung tinggi dalam beberapa tahun terakhir, mencapai level yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada tahun 2023, harga kopi bahkan mencapai $4,30 per pon, menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani, pedagang, dan konsumen. Artikel ini akan membahas mengapa harga kopi mahal, apa itu C Price, bagaimana cara menghitungnya, serta menjelaskan konsep future coffee trading dan implementasinya dalam dunia nyata.


    Mengapa Harga Kopi Mahal?

    Kenaikan harga kopi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

    1. Perubahan Iklim: Cuaca ekstrem, seperti kekeringan atau hujan berlebihan, mengurangi produksi kopi di negara-negara penghasil utama seperti Brasil dan Vietnam.
    2. Kenaikan Biaya Produksi: Biaya tenaga kerja, pupuk, dan transportasi yang meningkat membuat biaya produksi kopi lebih tinggi.
    3. Permintaan Global yang Tinggi: Konsumsi kopi terus meningkat, terutama di pasar berkembang seperti Asia dan Amerika Latin.
    4. Gangguan Rantai Pasokan: Pandemi COVID-19 dan konflik geopolitik mengganggu distribusi kopi, menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga.

    Apa Itu C Price?

    C Price adalah harga referensi untuk kopi arabica yang diperdagangkan di pasar berjangka New York Intercontinental Exchange (ICE). C Price menjadi patokan global untuk harga kopi arabica dan digunakan oleh petani, eksportir, importir, dan pembeli lainnya sebagai acuan dalam transaksi.

    C Price ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar berjangka, serta dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti produksi kopi global, stok kopi, dan spekulasi pasar.


    Bagaimana Cara Menghitung C Price?

    C Price dihitung berdasarkan kontrak berjangka kopi arabica yang diperdagangkan di ICE. Setiap kontrak mewakili 37.500 pon kopi arabica, dan harganya dinyatakan dalam sen per pon. Misalnya, jika C Price adalah $2,00, maka nilai satu kontrak adalah:
    [ 37.500 x $2,00} = $75.000 ]

    Harga ini kemudian menjadi acuan untuk transaksi kopi di pasar fisik, dengan penyesuaian berdasarkan kualitas, lokasi, dan faktor lainnya.


    Apa Itu Future Coffee Trading?

    Future coffee trading adalah perdagangan berjangka kopi, di mana pembeli dan penjual menyepakati harga kopi untuk pengiriman di masa depan. Kontrak berjangka ini memungkinkan para pelaku pasar untuk melindungi diri dari risiko fluktuasi harga.

    Contohnya, seorang petani kopi dapat menjual kontrak berjangka untuk melindungi diri dari penurunan harga di masa depan, sementara pembeli (seperti perusahaan roaster) dapat membeli kontrak berjangka untuk mengamankan pasokan kopi dengan harga yang tetap.


    Implementasi Future Coffee Trading dalam Dunia Nyata

    1. Hedging (Lindung Nilai):
    • Petani: Petani dapat menjual kontrak berjangka untuk mengunci harga jual kopi mereka, melindungi diri dari risiko penurunan harga.
    • Pembeli: Perusahaan roaster dapat membeli kontrak berjangka untuk mengamankan pasokan kopi dengan harga yang stabil, menghindari kenaikan harga di masa depan.
    1. Spekulasi:
    • Pedagang dan investor dapat membeli atau menjual kontrak berjangka untuk mengambil keuntungan dari fluktuasi harga kopi. Namun, ini melibatkan risiko tinggi karena harga kopi sangat volatil.
    1. Stabilitas Pasar:
    • Future coffee trading membantu menstabilkan pasar kopi dengan memberikan transparansi harga dan mengurangi ketidakpastian.

    Contoh Kasus: Future Coffee Trading dalam Praktek

    Misalnya, seorang petani di Kolombia memprediksi panen kopi 10.000 pon dalam 6 bulan ke depan. Saat ini, C Price adalah $2,00 per pon. Petani khawatir harga akan turun menjadi $1,50 per pon saat panen tiba. Untuk melindungi diri, petani menjual kontrak berjangka dengan harga $2,00 per pon.

    Jika harga turun menjadi $1,50 per pon saat panen:

    • Petani menerima $2,00 per pon dari kontrak berjangka.
    • Kerugian dari penurunan harga di pasar fisik dilindungi oleh keuntungan dari kontrak berjangka.

    Sebaliknya, jika harga naik menjadi $2,50 per pon:

    • Petani tetap menerima $2,00 per pon dari kontrak berjangka.
    • Keuntungan dari kenaikan harga di pasar fisik tidak dinikmati, tetapi petani telah mengamankan pendapatan.

    Referensi

    1. Sprudge. (2023). Coffee Futures Prices Continue to Skyrocket, Reach $4.30. Diakses dari https://sprudge.com/coffee-futures-prices-continue-to-skyrocket-reach-4-30-274057.html
    2. Intercontinental Exchange (ICE). (2023). Coffee Futures and Options. Diakses dari https://www.theice.com/products/15/Coffee-C-Futures-and-Options
    3. World Coffee Research. (2023). Understanding Coffee Prices. Diakses dari https://worldcoffeeresearch.org/
    4. Investopedia. (2023). Futures Contract Definition. Diakses dari https://www.investopedia.com/terms/f/futurescontract.asp

    Dengan memahami C Price dan future coffee trading, para pelaku industri kopi dapat mengambil keputusan yang lebih baik untuk melindungi diri dari risiko fluktuasi harga dan memastikan keberlanjutan bisnis mereka.

  • Seberapa Penting Crema? Apa Enak Crema? Jika Dihilangkan?

    Seberapa Penting Crema? Apa Enak Crema? Jika Dihilangkan?

    Crema: Bagaimana Terbentuknya, Apa yang Diberitahukannya, dan Bagaimana Belajar darinya?

    Crema adalah lapisan emas kecoklatan yang terbentuk di atas espresso ketika diseduh. Ini adalah salah satu elemen yang paling ikonik dalam kopi espresso, dan sering dianggap sebagai indikator kualitas espresso yang baik. Namun, apa sebenarnya crema, bagaimana terbentuknya, dan apa yang bisa kita pelajari darinya? apakah krema itu enak?

    Bagaimana Crema Terbentuk?

    Crema terbentuk sebagai hasil dari proses penyeduhan espresso, di mana air panas bertekanan tinggi (sekitar 9 bar) melewati kopi yang digiling halus. Proses ini menyebabkan pelepasan karbon dioksida (CO₂) yang terperangkap dalam biji kopi setelah proses roasting. Gas ini kemudian teremulsi dengan minyak alami dari kopi, menciptakan lapisan berbusa yang kita kenal sebagai crema.

    Faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan crema meliputi:

    • Kesegaran Biji Kopi: Biji kopi yang lebih segar mengandung lebih banyak CO₂, sehingga menghasilkan lebih banyak crema.
    • Jenis Biji Kopi: Biji kopi seperti robusta menghasilkan lebih banyak crema dibandingkan arabika
    • Proses Roasting: Roasting yang lebih gelap cenderung menghasilkan lebih banyak crema karena lebih banyak minyak yang dikeluarkan.
    • Teknik Penyeduhan: Tekanan dan suhu yang tepat selama penyeduhan sangat penting untuk pembentukan crema yang baik.

    Apa yang Diberitahukan oleh Crema?

    Crema sering dianggap sebagai indikator kualitas espresso, tetapi ini tidak selalu benar. Meskipun crema yang tebal dan konsisten dapat menunjukkan kesegaran biji kopi dan teknik penyeduhan yang baik, crema yang berlebihan atau terlalu gelap bisa menjadi tanda over-extraction atau roasting yang terlalu gelap.

    Crema juga memberikan petunjuk tentang:

    • Keseimbangan Rasa: Crema yang baik seharusnya memiliki rasa manis, sedikit pahit, dan asam yang seimbang.
    • Tekstur: Crema yang halus dan creamy menunjukkan ekstraksi yang baik.

    Rasa Crema

    Crema memiliki rasa yang unik, sering digambarkan sebagai kombinasi antara manis, pahit, dan asam. Nyatanya rasa crema lebih didominasi oleh rasa getir, pahit dan coated di mulut, rasa pahit dan asam berasal dari senyawa yang diekstraksi selama penyeduhan. Namun, crema juga bisa memiliki rasa yang terlalu kuat atau terlalu pahit jika espresso over-extracted.

    Crema yang Dihilangkan: Filtrasi Crema dan Signature Drink Matt Perger

    Dalam beberapa kasus, crema justru dihilangkan untuk menciptakan profil rasa yang berbeda. Salah satu contoh terkenal adalah Matt Perger, juara dunia Barista Championship (WBC) tahun 2012. Dalam kompetisinya, Perger menggunakan teknik filtrasi crema untuk menciptakan signature drink yang lebih ringan dan lebih fokus pada rasa alami kopi.

    Perger menyaring crema dari espresso menggunakan saringan halus, menghasilkan minuman yang lebih bersih dan kurang pahit. Teknik ini memungkinkan rasa buah dan floral dari kopi untuk lebih menonjol, menciptakan pengalaman minum yang unik dan berbeda dari espresso tradisional.

    Bagaimana Belajar dari Crema?

    Crema bukan hanya tentang estetika; itu adalah alat yang berguna untuk memahami dan meningkatkan kualitas espresso Anda. Dengan memperhatikan crema, Anda dapat:

    • Mengevaluasi kesegaran biji kopi.
    • Menyesuaikan parameter penyeduhan (seperti grind size, suhu, dan tekanan).
    • Mengeksplorasi teknik baru, seperti filtrasi crema, untuk menciptakan profil rasa yang unik.

    Referensi

    1. Perfect Daily Grind. (2020). Crema: How It’s Formed, What It Tells Us, & How to Learn From It. Diakses dari https://perfectdailygrind.com/2020/04/crema-how-its-formed-what-it-tells-us-how-to-learn-from-it/
    2. Barista Hustle. (2015). Matt Perger’s WBC 2012 Routine. Diakses dari https://www.baristahustle.com/blog/matt-pergers-wbc-2012-routine/
    3. World Barista Championship. (2012). Matt Perger’s Winning Performance. Diakses dari https://worldbaristachampionship.org/

    Dengan memahami crema dan bagaimana memanfaatkannya, Anda dapat meningkatkan keterampilan brewing Anda dan mengeksplorasi kreativitas dalam menyajikan kopi.

  • Fermentasi Buah Kopi Menggunakan Ragi: Pengaruhnya terhadap Rasa dan Inovasi oleh Perusahaan seperti Lalcafé

    Fermentasi Buah Kopi Menggunakan Ragi: Pengaruhnya terhadap Rasa dan Inovasi oleh Perusahaan seperti Lalcafé

    Pendahuluan

    Fermentasi adalah salah satu tahap kritis dalam pengolahan kopi pascapanen. Proses ini tidak hanya membantu menghilangkan lendir (mucilage) dari biji kopi, tetapi juga dapat memengaruhi profil rasa kopi yang dihasilkan. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan ragi (yeast) dalam fermentasi kopi telah menjadi topik menarik dalam industri kopi spesialti. Perusahaan seperti Lalcafé, yang fokus pada pengembangan inokulan (starter kultur) untuk fermentasi kopi, telah memelopori penelitian dan inovasi di bidang ini.


    Cara Fermentasi Buah Kopi Menggunakan Ragi

    Fermentasi buah kopi menggunakan ragi melibatkan penambahan kultur mikroorganisme tertentu untuk mengontrol proses fermentasi. Berikut langkah-langkah umumnya:

    1. Pemilihan Buah Kopi: Pilih buah kopi yang matang dan sehat. Buah yang terlalu matang atau rusak dapat memengaruhi kualitas fermentasi.
    2. Pembersihan: Cuci buah kopi untuk menghilangkan kotoran dan debris.
    3. Penambahan Ragi: Tambahkan ragi yang telah dipilih ke dalam wadah fermentasi. Ragi yang umum digunakan termasuk Saccharomyces cerevisiae dan strain khusus yang dikembangkan oleh perusahaan seperti Lalcafé.
    4. Proses Fermentasi: Biarkan buah kopi berfermentasi selama 12-48 jam, tergantung pada kondisi lingkungan dan jenis ragi yang digunakan. Suhu ideal untuk fermentasi adalah 20-30°C.
    5. Pencucian dan Pengeringan: Setelah fermentasi selesai, cuci biji kopi untuk menghilangkan sisa lendir dan keringkan hingga mencapai kadar air yang diinginkan.

    Pengaruh Ragi terhadap Rasa Kopi

    Ragi memainkan peran penting dalam menentukan profil rasa kopi. Selama fermentasi, ragi mengubah gula dalam lendir buah kopi menjadi alkohol, asam, dan senyawa aromatik lainnya. Beberapa pengaruh ragi terhadap rasa kopi meliputi:

    1. Peningkatan Kompleksitas Rasa: Ragi dapat menghasilkan senyawa volatil yang menambah kompleksitas rasa, seperti buah-buahan, bunga, atau bahkan wine-like notes.
    2. Keseimbangan Asam: Fermentasi dengan ragi dapat mengontrol tingkat keasaman kopi, menghasilkan rasa yang lebih seimbang.
    3. Konsistensi: Penggunaan ragi memungkinkan proses fermentasi yang lebih terkontrol, mengurangi variabilitas rasa antar batch.

    Riset dan Inovasi oleh Lalcafé

    Lalcafé adalah perusahaan yang berbasis di Italia yang mengkhususkan diri dalam pengembangan inokulan (starter kultur) untuk fermentasi kopi. Mereka menggunakan pendekatan ilmiah untuk menciptakan strain ragi yang dapat meningkatkan kualitas dan konsistensi kopi. Beberapa kontribusi Lalcafé termasuk:

    1. Pengembangan Strain Ragi Khusus: Lalcafé telah mengembangkan strain ragi seperti Saccharomyces cerevisiae var. boulardii yang dirancang khusus untuk fermentasi kopi.
    2. Penelitian tentang Pengaruh Ragi: Perusahaan ini melakukan penelitian mendalam tentang bagaimana ragi memengaruhi profil rasa, aroma, dan tubuh (body) kopi.
    3. Edukasi dan Pelatihan: Lalcafé juga aktif dalam memberikan pelatihan kepada petani dan produsen kopi tentang penggunaan inokulan untuk meningkatkan kualitas produk mereka.

    Potensi dan Tantangan

    Penggunaan ragi dalam fermentasi kopi menawarkan potensi besar untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah kopi spesialti. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi:

    1. Biaya: Penggunaan ragi khusus dan inokulan dapat meningkatkan biaya produksi.
    2. Pengetahuan dan Teknologi: Petani dan produsen kopi memerlukan pelatihan dan akses ke teknologi yang tepat untuk menerapkan metode ini secara efektif.
    3. Konsistensi Lingkungan: Kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembapan dapat memengaruhi hasil fermentasi, sehingga perlu dikontrol dengan baik.

    Kesimpulan

    Fermentasi buah kopi menggunakan ragi adalah inovasi yang menjanjikan dalam industri kopi spesialti. Dengan bantuan perusahaan seperti Lalcafé, petani dan produsen kopi dapat mengoptimalkan proses fermentasi untuk menghasilkan kopi dengan profil rasa yang unik dan konsisten. Meskipun masih ada tantangan, potensi untuk meningkatkan kualitas dan nilai pasar kopi sangat besar.


    Referensi

    1. Lalcafé. (2023). Innovation in Coffee Fermentation: The Role of Yeast. Diakses dari lalcafe.com.
    2. Specialty Coffee Association (SCA). (2023). Fermentation and Its Impact on Coffee Quality. Diakses dari sca.coffee.
    3. Pereira, G. V. de M., et al. (2017). Controlled Fermentation of Coffee Using Selected Yeasts: Impact on Sensory Quality. Journal of Agricultural and Food Chemistry.
    4. Silva, C. F., et al. (2018). Microbial Activity During Coffee Fermentation. Food Microbiology.
    5. World Coffee Research (WCR). (2022). The Science of Coffee Fermentation. Diakses dari worldcoffeeresearch.org.

  • Sejarah, Kultur, dan Popularitas Americano: Mengapa Hype di Korea? Akankah Menggantikan Dominasi Kopi Susu di Indonesia?

    Sejarah, Kultur, dan Popularitas Americano: Mengapa Hype di Korea? Akankah Menggantikan Dominasi Kopi Susu di Indonesia?

    Sejarah Americano

    Americano adalah minuman kopi yang terbuat dari espresso yang dicampur dengan air panas. Asal-usulnya terkait dengan Perang Dunia II, ketika tentara Amerika yang ditempatkan di Italia menemukan espresso terlalu kuat untuk selera mereka. Untuk menyesuaikan dengan preferensi mereka, mereka menambahkan air panas ke espresso, menciptakan minuman yang lebih ringan dan mirip dengan kopi filter yang biasa mereka konsumsi di Amerika. Dari sinilah nama “Americano” berasal, sebagai penghormatan kepada tentara Amerika.


    Kultur Americano

    Americano telah menjadi simbol budaya kopi modern, terutama di negara-negara seperti Korea Selatan dan Amerika Serikat. Di Korea, Es Americano adalah minuman kopi yang paling populer, sering dikonsumsi oleh orang-orang dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar hingga pekerja kantoran. Minuman ini dianggap sebagai pilihan yang praktis, terjangkau, dan cocok untuk dinikmati kapan saja.

    Di Indonesia, Americano mulai mendapatkan popularitas seiring dengan berkembangnya budaya kopi spesialti (specialty coffee). Meskipun kopi susu seperti latte dan cappuccino masih mendominasi, Americano mulai dilirik oleh mereka yang menyukai rasa kopi yang lebih murni dan tidak manis.


    Kenapa Americano Hype di Korea?

    Beberapa alasan mengapa Americano sangat populer di Korea Selatan:

    1. Budaya Kerja yang Sibuk: Korean dikenal memiliki budaya kerja yang intens. Americano, dengan kandungan kafein yang tinggi namun rasa yang tidak terlalu berat, menjadi pilihan ideal untuk menjaga produktivitas.
    2. Harga Terjangkau: Dibandingkan minuman kopi lainnya, Americano relatif lebih murah, membuatnya mudah diakses oleh semua kalangan.
    3. Trend Kesehatan: Banyak orang Korea memilih Americano karena rendah kalori dan tidak mengandung gula atau susu, sesuai dengan tren hidup sehat, juga dapat membantu artis artis korea dalam menjaga tubuhnya.
    4. Budaya Kafe: Korea memiliki budaya kafe yang sangat berkembang. Americano sering menjadi menu andalan di kafe-kafe karena kesederhanaannya dan kemampuannya untuk menyoroti kualitas biji kopi.

    Cara Pembuatan Americano Modern

    Pembuatan Americano modern tetap mengikuti prinsip dasar, tetapi dengan sentuhan teknik dan peralatan yang lebih canggih. Berikut langkah-langkahnya:

    1. Siapkan Espresso: Gunakan mesin espresso untuk mengekstrak 1-2 shot espresso (30-60 ml) dari biji kopi yang digiling halus.
    2. Panaskan Air: Panaskan air hingga suhu sekitar 70-80°C (jangan sampai mendidih).
    3. Campurkan: Tuangkan air panas ke dalam espresso dengan perbandingan 1:2 atau 1:3, tergantung pada kekuatan yang diinginkan. Misalnya, 30 ml espresso dicampur dengan 60-90 ml air.
    4. Sajikan: Americano bisa dinikmati panas atau dingin (dengan menambahkan es batu). Beberapa kafe modern menambahkan twist seperti kulit jeruk atau rempah untuk variasi rasa, bisa juga menggantikan air dengan air soda sehingga mendapatkan sensasi berbeda.

    Akankah Americano Menggantikan Dominasi Kopi Susu di Indonesia?

    Meskipun Americano semakin populer, menggantikan dominasi kopi susu di Indonesia mungkin masih membutuhkan waktu. Berikut beberapa faktor yang memengaruhi:

    1. Preferensi Rasa: Orang Indonesia cenderung menyukai rasa manis dan creamy, yang membuat kopi susu seperti latte dan cappuccino tetap diminati.
    2. Budaya Kopi Lokal: Kopi tradisional seperti kopi tubruk dan kopi susu kemasan masih mendominasi pasar Indonesia.
    3. Trend Kesehatan: Di kota-kota besar, tren hidup sehat mungkin meningkatkan popularitas Americano, tetapi di daerah lain, kopi susu masih menjadi favorit.
    4. Edukasi Kopi: Semakin banyaknya kafe spesialti dan edukasi tentang kopi murni bisa menjadi pendorong bagi pertumbuhan popularitas Americano.

    Kesimpulan

    Americano adalah minuman kopi yang kaya sejarah dan budaya, dengan popularitas yang terus meningkat di berbagai belahan dunia, termasuk Korea Selatan. Di Indonesia, meskipun kopi susu masih mendominasi, Americano memiliki potensi untuk menjadi pilihan utama bagi mereka yang mencari rasa kopi yang lebih murni dan sehat. Perkembangan budaya kopi spesialti dan tren hidup sehat mungkin akan menjadi kunci bagi pertumbuhan Americano di masa depan.


    Referensi

    1. Pendergrast, M. (2010). Uncommon Grounds: The History of Coffee and How It Transformed Our World. Basic Books.
    2. Kim, E. (2021). The Coffee Culture of South Korea: Why Americano Reigns Supreme. Korea Herald.
    3. Specialty Coffee Association (SCA). (2023). Brewing Methods: Americano. Diakses dari sca.coffee.
    4. National Coffee Association (NCA). (2023). History of Coffee. Diakses dari ncausa.org.

  • Susu Sang Juara, Bagaimana Cara Buatnya?

    Susu Sang Juara, Bagaimana Cara Buatnya?

    Tren Susu dalam Industri Kopi dan Metode Konsentrasi Susu di Dunia Barista

    Industri kopi terus berkembang, dan salah satu tren terbaru yang menarik perhatian adalah penggunaan susu terkonsentrasi dalam minuman kopi. Pada World Barista Competition (WBC) 2023 di Athena, perubahan signifikan terjadi: untuk pertama kalinya, peserta diperbolehkan menggunakan susu non-dairy (non-susu hewani). Namun, menariknya, sebagian besar peserta tetap memilih susu sapi tradisional, tetapi dengan sentuhan inovatif—yaitu dengan mengonsentrasikan susu untuk meningkatkan rasa manis dan kekentalannya. Dua metode utama yang digunakan adalah Fractional Freezing dan Cryo-desiccation. Artikel ini akan membahas tren ini, metode yang digunakan, serta bagaimana Anda bisa mencobanya sendiri di rumah.


    Mengapa Susu Terkonsentrasi Menjadi Tren?

    Susu terkonsentrasi menjadi populer karena mampu meningkatkan kualitas minuman kopi, terutama dalam hal rasa , tingkat manis dan tekstur. Dengan mengurangi kandungan air, susu menjadi lebih kental, manis, dan creamy, sehingga cocok untuk minuman seperti latte dan cappuccino. Metode ini juga memungkinkan barista untuk mengeksplorasi kreativitas mereka dalam menciptakan pengalaman rasa yang unik.


    Metode Fractional Freezing / Freeze Distillation

    Fractional Freezing, atau yang sering disebut “freeze distillation,” adalah metode yang memanfaatkan perbedaan waktu titik leleh antara air dan komponen lain dalam susu. Metode ini relatif sederhana dan bisa dilakukan di rumah.

    Cara Kerja Fractional Freezing:

    1. Bahan dan Alat:
    • Susu sapi pasturisasi(bisa susu full cream atau skim).
    • Botol atau wadah tahan beku.
    1. Langkah-langkah:
    • Bekukan susu dalam botol semalaman.
    • Setelah beku, balikkan botol dan biarkan mencair secara perlahan ke wadah tampung.
    • Kumpulkan cairan yang pertama kali mencair, karena ini adalah air yang terpisah dari komponen susu lainnya.
    • Susu yang tersisa akan lebih terkonsentrasi dan siap digunakan.
    • Total susu yang menarik untuk dicairkan adalah 50-60 persen dari total susu yang dibekukan.
    • Contoh : 1 liter susu beku, hasil distilasi yg dicairkan 500 ml sampai 600 ml.
    • Bahan susu distilasi dapat digunakan sepenuhnya.

    Perubahan Komposisi Susu:

    Setelah proses ini, komposisi susu berubah. Menurut penelitian oleh Camelo-Silva et al. (2022), susu terkonsentrasi memiliki lebih banyak protein tetapi lebih sedikit karbohidrat dan lemak dibandingkan susu biasa. Ini dapat memengaruhi rasa dan tekstur minuman kopi.

    AnalisisSusu Skim BiasaSusu Skim Terkonsentrasi
    Total Solids (g/100 g)8.05 ± 0.2210.27 ± 0.01
    Protein (g/100 g)3.15 ± 0.027.07 ± 0.40
    Lemak (g/100 g)0.16 ± 0.010.18 ± 0.05
    Karbohidrat (g/100 g)4.35 ± 0.011.73 ± 0.01

    Metode Cryo-desiccation (Freeze-Drying)

    Cryo-desiccation adalah metode yang lebih canggih dan memerlukan peralatan khusus. Proses ini melibatkan pembekuan susu dalam ruang hampa udara, sehingga air langsung menguap tanpa melalui fase cair. Hasilnya adalah bubuk susu yang bisa dicampur kembali dengan air atau susu biasa untuk membuat susu terkonsentrasi.

    Keunggulan Cryo-desiccation:

    • Kontrol yang lebih presisi terhadap tingkat konsentrasi.
    • Mempertahankan komposisi asli susu.

    Kekurangan:

    • Biaya tinggi karena memerlukan peralatan khusus (ribuan dolar).
    • Tidak praktis untuk penggunaan sehari-hari di rumah.

    Berapa Biaya yang Dibutuhkan untuk Mencoba Metode Ini?

    Jika Anda ingin mencoba metode Fractional Freezing, biayanya relatif rendah karena hanya memerlukan susu dan freezer. Di Indonesia, harga susu sapi berkisar antara Rp 20.000-25.000 per liter. Dengan metode ini, Anda bisa menghasilkan susu terkonsentrasi tanpa biaya tambahan yang signifikan.

    Namun, jika Anda tertarik dengan metode Cryo-desiccation, biayanya jauh lebih tinggi. Peralatan freeze-drying bisa mencapai Rp 50-100 juta, tergantung merek dan spesifikasi. Oleh karena itu, metode ini lebih cocok untuk kafe atau barista profesional yang ingin bereksperimen dengan tingkat presisi tinggi.


    Lantas Apakah Susu Terkonsentrasi Selalu Lebih Baik?

    Meskipun susu terkonsentrasi menawarkan rasa dan tekstur yang lebih kaya, ada beberapa tantangan dalam penggunaannya


    Eksperimen Lanjutan dengan Susu Terkonsentrasi
    Jika Anda sudah mencoba metode Fractional Freezing dan ingin bereksperimen lebih lanjut, berikut beberapa ide:


    Kombinasi dengan Susu Nabati: Cobalah mengonsentrasikan susu nabati seperti susu almond, oat, atau kedelai. Ini bisa memberikan variasi rasa yang unik.
    Penyesuaian Rasio Kopi: Karena susu terkonsentrasi lebih kental, Anda mungkin perlu menyesuaikan rasio espresso dan susu untuk mencapai keseimbangan rasa yang ideal.
    Latte Art: Susu terkonsentrasi memiliki tekstur yang lebih kental, sehingga mungkin lebih mudah untuk membuat latte art yang presisi.

    Dampak pada Industri Kopi di Indonesia
    Di Indonesia, tren susu terkonsentrasi bisa menjadi peluang besar bagi kafe dan barista untuk menonjolkan kreativitas mereka. Beberapa langkah yang bisa diambil:
    Menu Spesial: Menyajikan minuman kopi dengan susu terkonsentrasi sebagai menu spesial bisa menarik perhatian pecinta kopi yang ingin mencoba sesuatu yang baru.
    Kolaborasi dengan Peternak Susu Lokal: Bekerja sama dengan peternak susu lokal untuk menghasilkan susu berkualitas tinggi yang cocok untuk dikonsentrasi.

    Tips untuk Pecinta Kopi Rumahan
    Jika Anda hanya ingin menikmati susu terkonsentrasi di rumah, berikut tipsnya:
    Mulai dengan Susu Berkualitas: Pilih susu segar dengan kandungan lemak yang sesuai dengan selera Anda (full cream untuk rasa yang lebih kaya, skim untuk tekstur yang lebih ringan).
    Eksperimen dengan Rasio: Cobalah berbagai tingkat konsentrasi untuk menemukan rasa yang paling Anda sukai.
    Gunakan Alat Sederhana: Anda tidak perlu peralatan mahal untuk mencoba Fractional Freezing. Cukup gunakan botol dan freezer biasa.

    Tren susu terkonsentrasi dalam industri kopi adalah contoh sempurna bagaimana inovasi bisa mengubah cara kita menikmati minuman sehari-hari. Baik Anda seorang barista profesional, pemilik kafe, atau sekadar pecinta kopi rumahan, ada banyak cara untuk terlibat dalam tren ini. Dengan eksperimen dan kreativitas, Anda bisa menemukan kombinasi rasa dan tekstur yang sempurna untuk minuman kopi Anda.

  • Trend Pourover di Homebrewer, Bagaimana Cara Buatnya?

    Trend Pourover di Homebrewer, Bagaimana Cara Buatnya?

    Metode pour-over telah menjadi favorit di kalangan pecinta kopi dan homebrewer, terutama bagi mereka yang menghargai proses pembuatan kopi yang teliti dan penuh perhatian. Dari ukuran gilingan biji kopi suhu air yang akurat hingga memilih gelas yang pas, metode ini menawarkan pengalaman menyeduh kopi yang personal dan memuaskan.

    Sejarah Singkat Pour-Over

    Metode pour-over ditemukan oleh Amalie Auguste Melitta Bentz, seorang penemu dan pengusaha asal Jerman, pada awal abad ke-20. Frustrasi dengan rasa kopi yang terlalu pahit dan over-extracted dari mesin perkolator, Bentz menciptakan sistem penyaringan dua bagian menggunakan pot berbahan kuningan yang dilubangi dan dilengkapi dengan kertas filter. Inovasinya ini menjadi cikal bakal dari semua metode pour-over dan drip coffee modern.

    Metode ini kemudian dipopulerkan oleh gerakan kopi gelombang ketiga (third-wave coffee) yang dimulai pada akhir 1970-an, terinspirasi oleh budaya kopi Jepang yang dikenal sebagai kissaten. Kedai kopi tradisional Jepang ini menekankan teknik penyeduhan manual dengan fokus pada kualitas dan keahlian.

    Mengapa Pour-Over Begitu Istimewa?

    Bagi banyak orang, proses membuat kopi dengan metode pour-over adalah pengalaman dan seni yang melibatkan semua indera. Mulai dari suara biji kopi yang digiling, aroma air yang mendidih, hingga wangi kopi yang menyegarkan saat diseduh.

    James Freeman, pendiri Blue Bottle Coffee, menjelaskan bahwa metode ini memungkinkan kita untuk lebih terhubung dengan proses pembuatan kopi. “Mungkin menyeduh kopi seharusnya sedikit lebih mahal dan sulit,” katanya. Freeman terinspirasi oleh budaya kopi Jepang dan membuka kafe-kafe yang menawarkan pengalaman menyeduh kopi tanpa menggunakan mesin listrik.

    Sementara itu, Mokhtar Alkhanshali, pendiri Port of Mokha, melihat proses ini sebagai momen refleksi. “Bagi saya, membuat kopi adalah semacam purgatory yang diperlukan antara tidur dan kehidupan setelah kopi,” ujarnya. “Dengan setiap tuangan air panas, saya mulai memikirkan hari saya, di mana saya berada, dan ke mana saya ingin pergi.”

    Cara Membuat Pour-Over yang Sempurna di Rumah

    Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat kopi pour-over yang sempurna di rumah:

    1. Pilih Biji Kopi Berkualitas

    Specialty arabica coffee, adalah pilihan pas yang bisa dipilih ketika kalian ingin mencari kenikmatan dari sebuah metode seduh pouroveer. Anda bisa membeli biji kopi dengan profil light to medium roast. Pastikan untuk resting biji kopi dan menyimpan biji kopi dalam wadah kedap udara agar tetap segar.

    2. Grinder no 1, Baru Fokus Explore Driperr

    Ukuran gilingan kopi sangat penting untuk hasil akhir. Christian Bak, barista pemenang The April Brewers Cup Hong Kong, menyarankan untuk menggunakan penggiling manual seperti 1Zpresso K-Ultra atau Zp6 yang menawarkan kejelasan rasa dan tekstur yang baik. Grinder yang baik menghasilkan potongan partike kopi yang lebih seragam dan minim bubuk halus atau fines. K-Ultra menawarkan range grinder dari halus untuk espresso sampai kasar untuk cold brew, sedangkan Zp6 hanya fokus pada pourover method yang fokus terhadap hasil kopi yang lebih clean dan transparent.

    3. Ukur dengan Tepat, Punya Timbangan Is a Must!

    Gunakan timbangan untuk mengukur biji kopi dan air dengan akurat. Rasio yang umum digunakan adalah 1:15 – 1:17 , yaitu 1 bagian kopi untuk 15-17 bagian air. Misalnya, 20 gram kopi membutuhkan 300 – 340 gram air. Sebagai orang kopi kita meyakini 1 ml adalah 1 gram.

    4. Perhatikan Kualitas Air

    Kopi terdiri dari 98% air, jadi kualitas air sangat memengaruhi rasa kopi. Jika air keran Anda mengandung klorin atau mineral berlebih, pertimbangkan untuk menggunakan air suling yang diremineralisasi, Kalian juga dapat explore produk mineral konsentrast, dengan produk seperti Apax Coffee Lab.

    5. Panaskan Air ke Suhu yang Tepat

    Suhu air yang ideal untuk pour-over adalah antara 195-205°F (90-96°C). Jika Anda menggunakan ketel listrik dengan pengukur suhu, pastikan untuk mencapai suhu tersebut. Suhu berperan untuk mempercepat larutnya kopi, semakin tinggi suhu yang dipakai semakin cepat kopi akan larut kedalam, rasa yang dihasilkan menjadi lebih Sweet and Rich.

    6. Pilih Alat Pour-Over yang Tepat

    Ada berbagai alat pour-over yang bisa dipilih, seperti Hario, Origami, atau Flat bottom. Setiap alat memiliki karakteristiknya sendiri, jadi pilihlah yang sesuai dengan preferensi Anda.

    7. Langkah-Langkah Penyeduhan

    • Timbang biji kopi (sekitar 15 gram untuk satu cangkir), Beda dripper beda dose, umumnya dripper single portion seperti hario 01 kalian dapat gunakan 10-15 gram bubuk kopi.
    • Giling biji kopi sesuai keinginan (gilingan medium hingga medium fine) 600-900 mikronsize.
    • Tuang air panas melalui filter kosong ke dalam cangkir atau teko, lalu buang airnya.
    • Tambahkan kopi bubuk ke dalam filter dan ratakan.
    • “Bloom” kopi dengan menuangkan air sebanyak dua kali berat kopi bubuk. Biarkan selama 30- 60 detik.
    • Lanjutkan menuangkan air secara perlahan, kalian dapat bagi seduhan menjadi 3-4 bagian, contoh 10 gram kopi dan 150 gram air, kalian bisa bagi cara tuang menjadi 50/50/50. Tunggu tiris disetiap habis menuang untuk menunggu tuangan berikutnya.
    • Total brew time dapat berlangsung selama 2-4 menit in general.

    Kesimpulan

    Metode pour-over bukan sekadar cara menyeduh kopi, tetapi juga sebuah ritual yang memungkinkan kita untuk menikmati setiap langkah dengan penuh kesadaran. Dengan alat yang tepat, biji kopi berkualitas, dan sedikit latihan, Anda bisa menciptakan secangkir kopi yang sempurna di rumah. Jadi, mengapa tidak mencoba metode ini dan merasakan sendiri keistimewaannya?

0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop