Tag: Kopi wine

  • Kopi Wine? Kopi Anaerob? Gimana Cara Seduhnya?

    Kopi Wine? Kopi Anaerob? Gimana Cara Seduhnya?

    Gambar secangkir kopi dengan tampilan wine-like dan biji kopi fermentasi

    Fermentasi pada Kopi: Proses Paska Panen yang Memberikan Nuansa Rasa Fruity Pada Kopi

    Sebelum menyelami dunia kopi natural anaerob, penting untuk memahami bahwa semua proses kopi sebenarnya melibatkan fermentasi. Penelitian oleh Elhalis et al. (2020) dalam Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety menunjukkan bahwa bahkan kopi natural paling dasar mengalami fermentasi spontan oleh mikroorganisme indigenous selama pengeringan.

    Namun, yang membedakan kopi natural anaerob adalah kontrol ketat terhadap parameter fermentasi dalam lingkungan tanpa oksigen. Studi oleh Zhang et al. (2019) mengungkap bahwa kondisi anaerobik mengubah metabolisme mikrobial secara fundamental, menghasilkan profil flavor yang berbeda secara kualitatif.

    Sains di Balik Kopi Wine: Mikrobiologi Fermentasi Anaerob

    Kopi wine atau anaerobic coffee merupakan hasil dari fermentasi terkontrol tanpa oksigen yang dipelajari secara ilmiah. Penelitian Pereira et al. (2020) dalam Food Research International mengidentifikasi bahwa lingkungan anaerobik mendorong dominasi bakteri asam laktat (LAB) dan ragi non-Saccharomyces.

    Proses biokimia selama fermentasi anaerobik yang prolongated menghasilkan:

    • Asam organik volatil (asetat, laktat, suksinat) yang memberikan complexity rasa
    • Ester dan fenol yang menciptakan aroma wine-like (Evangelista et al., 2014)
    • Prekursor flavor yang hanya terbentuk dalam kondisi rendah oksigen

    Bukti Ilmiah: Karakteristik Unik Kopi Natural Anaerob

    1. Perubahan Komposisi Kimia

    Analisis kimia oleh Bressani et al. (2021) menunjukkan peningkatan signifikan pada:

    • Asam laktat/ lactic acid (hingga 3.2x lebih tinggi daripada proses natural biasa) dimana biasanya rasa kopi natural wine/ anaerob lebih asam dibandingkan natural biasa
    • Gliserol yang berkontribusi pada body yang lebih berat, dimana pada umumnya kopi natural anaerob berbodi lebih tinggi dibandingkan wash classic or natural classic
    • Polifenol kompleks yang menghasilkan sensasi tannin, rasa sepet atau dry seringkali kita temukan pada kopi natural anaerob, dengan jumlah yang sedikit rasa sepet bisa menyerupai sepet di blacktea atau di minuman wine.

    2. Modifikasi Struktur Sel Biji

    Studi mikroskopis elektron oleh Velasquez et al. (2019) mengkonfirmasi bahwa prolonged fermentation menyebabkan degradasi dinding sel dan meningkatkan porositas biji. Perubahan struktural ini menjelaskan mengapa:

    • Roasting menjadi lebih cepat (konduktivitas termal meningkat 15-20%), kopi natural anaerob lebih cepat matang daripada kopi wash.
    • Ekstraksi selama brewing lebih efisien, tingkat solubility yang cenderung tinggi sehingga untuk kopi natural anaerob harus diadjust dibeberapa brew parameter.
    • Produksi crema lebih melimpah karena solubility tinggi.

    Dampak pada Roasting: Perspektif Ilmiah

    Penelitian Schenker et al. (2020) dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menunjukkan bahwa perubahan komposisi kimia pra-roast mempengaruhi reaksi Maillard dan perkembangan flavor selama roasting.

    Kandungan gula yang lebih tinggi pada kopi anaerob menyebabkan:

    • Akselerasi reaksi karamelisasi
    • Pembentukan senyawa flavor yang lebih kompleks
    • Penampakan oily surface yang lebih awal karena migrasi lipid

    Rekomendasi Penyeduhan Berbasis Bukti Ilmiah

    Berdasarkan penelitian ekstraksi oleh Gloess et al. (2018) dan percobaan kontrol oleh Cordoba et al. (2021), berikut rekomendasi berbasis sains:

    1. Brew Ratio Panjang (1:17 hingga 1:18)

    Alasan ilmiah: Studi kimia ekstraksi menunjukkan bahwa rasio lebih tinggi mengurangi ekstraksi selektif terhadap polyphenol yang menyebabkan astringency, sambil mempertahankan ekstraksi asam organik yang diinginkan (López-Galilea et al., 2020).

    2. Suhu Rendah (84°C – 88°C)

    Bukti penelitian: Penelitian Angeloni et al. (2019) menemukan bahwa suhu di bawah 90°C secara signifikan mengurangi ekstraksi tannin dan senyawa pahit sambil mempertahankan volatil aroma yang diinginkan.

    3. Agitasi Minimal

    Dasar ilmiah: Studi CFD (Computational Fluid Dynamics) oleh Moroney et al. (2019) menunjukkan bahwa agitation berlebihan meningkatkan ekstraksi diferensial, khususnya senyawa yang tidak diinginkan dari bagian luar biji.

    4. Waktu Ekstraksi yang Dimodifikasi

    Rekomendasi penelitian: Data dari Peterson et al. (2020) menyarankan waktu kontak 10-15% lebih pendek dibandingkan kopi natural konvensional untuk menghindari over-extraction senyawa polyphenol.

    Kesimpulan Ilmiah: Optimasi Berbasis Sains

    Kopi natural anaerob memerlukan pendekatan brewing yang berbeda karena perubahan fundamental dalam komposisi kimia dan struktur fisiknya. Bukti ilmiah terkini mendukung pendekatan brewing dengan:

    • Parameter yang meminimalkan ekstraksi senyawa astringent
    • Optimasi ekstraksi senyawa flavor yang diinginkan
    • Penyesuaian berdasarkan modifikasi struktural biji

    Dengan memahami dasar ilmiah di balik karakteristik unik kopi natural anaerob, kita dapat mengembangkan metode brewing yang secara ilmiah terbukti menghasilkan cup profile yang optimal.


    Referensi Ilmiah

    1. Elhalis, H., et al. (2020). Coffee fermentation: Expedition from traditional to controlled process. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety.
    2. Zhang, S. J., et al. (2019). Impact of different microbial communities on the chemical and sensory properties of coffee. Food Research International.
    3. Pereira, L. L., et al. (2020). The microbial community in coffee fermentation and its impact on coffee quality. Food Research International.
    4. Evangelista, S. R., et al. (2014). Microbiological diversity during fermentation of coffee. International Journal of Food Microbiology.
    5. Velasquez, S., et al. (2019). Structural changes in coffee beans during anaerobic fermentation. Journal of Food Science.
    6. Gloess, A. N., et al. (2018). Comparison of nine common coffee extraction methods. European Food Research and Technology.
    7. Cordoba, N., et al. (2021). Chemical and sensory evaluation of cold brew coffees. Foods.
  • Bagaimana Cara Menyeduh Kopi Wine? Mengeluarkan Rasa Manisnya.

    Bagaimana Cara Menyiasatinya Saat Seduh

    “Wine coffee” dan “anaerobic coffee” sebetulnya dua nama untuk satu hal: kopi yang difermentasi dalam ruang tertutup tanpa oksigen. Tapi kenapa rasa asamnya bisa terasa ‘lebih nendang’ dibanding kopi klasik seperti washed atau natural biasa?


    Wine Coffee = Anaerobic Process

    Istilah wine coffee memang populer karena asosiasi rasa dengan winey—fruity, fermentasi, kadang tajam. Tapi secara teknis, proses yang dimaksud adalah fermentasi anaerob, yaitu fermentasi tanpa oksigen di dalam wadah tertutup. Kenapa rasa winey/ fermented terasa sangat kuat?

    Karena fermentasi ini biasanya berlangsung lebih lama, antara 72–120 jam, jauh lebih panjang dari proses natural atau washed konvensional.


    Apa yang Terjadi Selama Fermentasi Anaerobik?

    Dalam kondisi tertutup, mikroorganisme seperti yeast (Saccharomyces cerevisiae) dan Lactic Acid Bacteria(LAB) berkembang dan menghasilkan berbagai asam organik, antara lain:

    • Lactic acid → asam lembut seperti yogurt
    • Acetic acid → mirip rasa cuka/ vinegar
    • Citric & malic acid → asam lembut seperti yang terdapat pada buah buah an

    Studi oleh De Bruyn et al. (2017) menunjukkan bahwa fermentasi kopi melibatkan mikrobiota kompleks yang memengaruhi kadar asam, senyawa volatil, dan flavor precursors dalam biji kopi hijau.


    ⚠️ Hasilnya? Asam Lebih Tajam, Kadang Ekstrem

    • pH lebih rendah → terasa lebih nendang di lidah
    • Warna biji kopi kurang seragam, jika diroasting dihasilkan ada yang lebih gelap dan ada yang lebih terang. Berbeda dengan kopi olahan classic yang warna biji mentah dan biji sangrai lebih seragam.
    • Rasa sour yang kadang vinegary, atau bahkan mengarah ke umami funky seperti tauco
    • Rasa yang jarang clean, terutama bila diproses ekstrem.

    Untuk penyeduh atau peminum yang sensitif terhadap Bright acidity, rasa ini bisa terasa terlalu intens atau tidak menyenangkan.


    🛠️ Tips Menyeduh Kopi Wine/Anaerob agar Lebih Seimbang

    FaktorPenyesuaianTujuan
    Suhu air90–91°CNaikkan sweetness, kurangi harshness
    Grind sizeSedikit lebih kasarTingkatkan clarity, kurangi rasa kering
    Bloom timeTambahkan durasi bloom (30–60 detik)Membantu degas aroma fermentasi kuat
    Kualitas airGunakan air dengan TDS 70–100 ppmRasa lebih seimbang daripada RO water

    💡 Rujukan: SCAA Water Standard menyarankan TDS air di kisaran 75–150 ppm untuk kopi kompleks agar karakter rasa lebih seimbang.


    Kesimpulan

    Rasa asam dalam kopi bukan musuh, tapi butuh pendekatan.
    Kopi wine atau anaerobik memang kaya akan sensasi fermentasi dan asam organik, tapi dengan seduhan yang tepat, rasa tersebut bisa menjadi menyenangkan, menggugah, bahkan memorable.

    Rasa asam yang menyenangkan = hasil dari fermentasi yang terkontrol dan penyeduhan yang benar.


    📚 Referensi Tambahan:

    1. De Bruyn, F., Zhang, S. J., Pothakos, V., Torres, J., Lambot, C., Moroni, A. V., … & De Vuyst, L. (2017). Exploring the impacts of postharvest processing on the microbiota and metabolite profiles during green coffee bean production. Applied and Environmental Microbiology.
    2. Specialty Coffee Association (SCA) Water Quality Handbook.
    3. Batali, M. et al. (2020). Influence of controlled fermentation on flavor development in specialty coffee. Journal of Food Microbiology.
0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop