Tag: puckscreen

  • Beda Dose Beda Rasa! Ini Permasalahan Banyak Brewer yang Suka Mengganti Dose Kopi

    Mengapa Ukuran Dripper dan Dosis Kopi Harus Sejalan

    Bagi para pecinta kopi/ homebrewer khusunya metode filterbrew (pour-over), dripper seperti Hario V60 adalah alat yang paling umum. Namun, ada satu prinsip mendasar yang sering terlewat: setiap dripper dirancang dengan kapasitas optimal tertentu. Memaksakan dosis kopi melebihi rekomendasi – seperti menuangkan 30 gram kopi ke dalam Hario V60 ukuran 01 yang dirancang untuk 1-2 cangkir (sekitar 10-15 gram) – bukanlah jalan pintas, melainkan sesuatu yang akan merusak kualitas kopi Anda.

    Mengapa Ukuran Dripper Begitu Penting?

    Inti masalahnya terletak pada kedalaman coffee bed (lapisan bubuk kopi yang terbentuk setelah diseduh).

    1. Desain & Kapasitas: Dripper seperti Hario V60 01 memiliki bentuk kerucut dan ukuran yang lebih kecil dibandingkan saudaranya, V60 02 atau 03. Ini berarti volume ruang di dalamnya terbatas.
    2. Hubungan Dosis dengan Kedalaman Bed: Saat Anda menuangkan air, bubuk kopi akan mengembang dan membentuk lapisan (bed). Dosis kopi menentukan seberapa tebal lapisan ini.
    3. Kedalaman Bed yang Ideal: Untuk ekstraksi yang merata dan aliran air yang optimal, dibutuhkan kedalaman coffee bed yang sesuai. Tidak terlalu dangkal (berisiko under-extraction dan aliran terlalu cepat) dan tidak terlalu dalam, kedalaman yang ideal adalah 3-5cm.

    Apa yang Terjadi Saat Dripper Kelebihan Muatan (Overloaded)?

    Memasukkan dosis kopi yang terlalu besar untuk ukuran dripper (misal, 30g+ pada V60 01) membuat coffee bed menjadi terlalu dalam. Konsekuensinya :

    1. Drawdown yang Sangat Lama:
      • Air harus menembus lapisan kopi yang jauh lebih tebal dan padat.
      • Gravitasi kesulitan menarik air melewati seluruh lapisan ini dengan efisien.
      • Proses penyaringan menjadi lama, jauh melebihi waktu ideal (biasanya 2-4 menit untuk pour-over standar). Bisa mencapai 5 menit atau bahkan lebih!
    2. Risiko Channeling Tinggi:
      • Dengan bed yang sangat dalam dan padat, air akan mencari jalan yang paling tidak hambatan.
      • Alih-alih merata melewati seluruh bubuk kopi, air cenderung membentuk “saluran” (channels) di titik-titik tertentu yang lebih longgar.
      • Akibatnya? Sebagian besar kopi hanya tersentuh air sedikit (under-extracted), sementara kopi di sepanjang saluran itu terkena air terlalu banyak dan terlalu lama.
    3. Risiko Over-Extraction Besar:
      • Channeling adalah penyebab utama over-extraction lokal.
      • Kopi di jalur air yang terbentuk akan terus menerus diekstraksi oleh air yang mengalir deras, mengeluarkan senyawa pahit dan tidak seimbang.
      • Ditambah dengan waktu drawdown yang sangat lama, bagian kopi lain yang tidak terkena channel pun memiliki waktu kontak berlebihan dengan air, meningkatkan ekstraksi keseluruhan ke arah yang tidak diinginkan.
    4. Ekstraksi Tidak Merata:
      • Kombinasi bed yang terlalu dalam, channeling, dan waktu kontak yang panjang menghasilkan ekstraksi yang sangat tidak konsisten.
      • Hasilnya adalah cangkir kopi yang pahit, astringent (kesat di mulut), tidak seimbang, dan kehilangan karakter rasa asli biji kopi. Rasa manis dan kompleksitasnya seringkali hilang tertutupi oleh kepahitan dan rasa tidak bersih.

    Solusi: Selalu Cek dan Pahami Kapasitas Dripper

    1. Kenali Spesifikasi Dripper Anda:
      • Hario V60 01: Optimal untuk 10-15g kopi (1-2 cangkir kecil, sekitar 120-225 hasil seduhan akhir).
      • Hario V60 02: Optimal untuk 15g – 30g kopi (2-4 cangkir, sekitar 250-500ml).
      • Origami Dripper : Optimal untuk 12g-15g kopi.
      • Kalita wave 155 : Optimal untuk 10g-15g kopi.
      • Hario Switch 02: Optimal untuk 15g- 30g kopi.
      • (Catatan: “Cup” di sini merujuk pada ukuran seduhan kopi manual, bukan cangkir standar minum)
    2. Pilih Ukuran Dripper yang Sesuai Kebutuhan:
      • Seduh untuk sendiri atau berdua? V60 01 biasanya cukup.
      • Seduh untuk 3-4 orang? Gunakan V60 02 atau 03.
    3. Jika Terpaksa Pakai Dosis Besar di Dripper Kecil:
      • Giling Lebih Kasar: Ini membantu mempercepat aliran air dan mengurangi risiko stall (drawdown berhenti). Namun, ini hanya mitigasi parsial, bukan solusi sempurna, dan berisiko menyebabkan under-extraction jika terlalu kasar.
      • Teknik Pouring yang Sangat Hati-hati: Gunakan teknik pulse pouring (menuang bertahap) yang sangat terkontrol untuk meminimalkan gangguan pada bed dan mengurangi risiko channeling. Tetap saja, hasilnya tidak akan sebaik menggunakan dripper yang sesuai.

    Kesimpulan: Ukuran Itu Penting!

    Desain dripper bukan sekadar estetika. Ukurannya menentukan kapasitas optimal untuk membentuk coffee bed dengan kedalaman yang ideal. Memaksakan dosis kopi yang terlalu besar ke dalam dripper kecil seperti Hario V60 01 mengundang masalah: drawdown molor, channeling merajalela, dan risiko over-extraction yang tinggi. Hasilnya adalah cangkir kopi yang pahit, tidak seimbang, dan jauh dari potensi sebenarnya.

  • Harus Beli Yang Mana? V60 vs Kalita? Cone vs Flat Bottom? Mana Yang Lebih Userfriendly

    Pertarungan abadi di dunia pour-over! Selalu bingung dalam memilihi antara Flat Bottom dan Cone sering membingungkan, terutama untuk pemula. Mana yang lebih ramah pengguna? Mari kita bahas secara mendalam, lengkap dengan tips & perkembangan terbaru.

    Flat Bottom umumnya lebih user-friendly untuk pemula

    karena lebih toleran terhadap teknik tuang yang seringkali kurang stabil dan menghasilkan konsistensi lebih mudah. Namun, Cone menawarkan deep exploration rasa, dapat menyajikan potensi kejelasan rasa lebih tinggi bagi yang sudah mahir.

    Flat Bottom Dripper: Stabilitas & Konsistensi

    • Contoh Brand: Kalita Wave (ikonik), Orea V3, April Brewer, Fellow Stagg [X], Tricolate, Solo Coffee Dripper.
    • Kenapa Lebih User-Friendly (Umumnya):
      1. Bed Lebih Datar & Lebar: Menciptakan tumpukan kopi lebih dangkal yang memastikan ekstraksi lebih mudah merata secara alami. Minimalisir “channeling” (air mencari jalur tertentu).
      2. Aliran Air Lebih Terkontrol: Kalita, Lubang kecil atau desain khusus (seperti Wave) mengatur laju aliran, membantu pemula mengurangi untuk mengontrol waktu ekstraksi.
      3. Teknik Tuang Lebih Mudah: Tidak perlu fokus menuang tepat di tengah. Menuang spiral atau bahkan back-and-forth secara umum masih menghasilkan kopi yang bagus. Lebih memaafkan kesalahan.
      4. Konsistensi Lebih Mudah Dicapai: Karena kontrol aliran internal dan ekstraksi yang merata, lebih mudah mendapatkan cangkir yang serupa dari hari ke hari, bahkan dengan sedikit variasi teknik.
    • Do’s:
      • Basahi filter dengan sempurna untuk menempelkannya ke dinding dripper.
      • Gunakan gilingan yang relatif medium, grind sedikit lebih kasar daripada grindsize untuk cone dripper.
      • Tuang dengan stabil, fokus pada saturasi seluruh bed secara merata dengan gerakan memutar.
      • Pertahankan level air yang selalu sama ketika menuangkan air ke slurry.
    • Don’ts:
      • Giling terlalu halus (berisiko menyumbat, terutama di Wave).
      • Menuang terlalu agresif langsung di tengah (bisa membuat lubang di bed/kawah).
      • Mengabaikan bloom (meski lebih toleran, bloom tetap penting).
      • Menggunakan filter yang tidak dirancang khusus untuk drippernya (terutama penting untuk Wave).

    Cone Dripper: Kejelasan & Potensi Tertinggi

    • Contoh Brand: Hario V60 (paling populer), Origami, Kono, Chemex .
    • Kenapa Bisa Lebih Menantang:
      1. Bed Lebih Dalam & Sempit: Air cenderung mengalir ke pusat, meningkatkan risiko channeling jika teknik tuang tidak tepat.
      2. Aliran Air Sangat Cepat & Bebas: Kontrol ekstraksi hampir sepenuhnya bergantung pada teknik menuang dan ukuran gilingan. Butuh lebih banyak keterampilan untuk mengatur waktu ekstraksi.
      3. Teknik Tuang Lebih Kritis: Menuang spiral yang konsisten dan terpusat sangat penting untuk memastikan semua kopi terekspos air secara merata. Menuang sembarangan menghasilkan ekstraksi tidak merata.
      4. Potensi Rasa Lebih Tinggi (Bagi yang Mahir): Ketika dilakukan dengan sempurna, cone sering memberikan kejelasan rasa (clarity), keasaman yang lebih cerah, dan lapisan rasa (layering) yang lebih kompleks dibanding flat bottom.
    • Do’s:
      • Fokus pada Teknik Tuang: Gunakan kettle berparuh gooseneck. Kuasai spiral yang konsisten, mulai dari tengah keluar dan kembali, menjaga ketinggian air stabil.
      • Bereksperimen dengan Ukuran Gilingan: Temukan titik manis antara kecepatan alir dan ekstraksi (biasanya lebih halus dari flat bottom untuk V60 standar).
      • Bloom dengan Hati-hati: Pastikan semua kopi basah merata.
      • Kontrol Ketinggian Tuang: Untuk mengatur agitasi (pengadukan alami).
    • Don’ts:
      • Menuang terlalu cepat/agresif atau tidak terpusat.
      • Menggunakan gilingan terlalu kasar (ekstraksi kurang) atau terlalu halus (over-ekstraksi pahit atau tersumbat).
      • Mengabaikan pentingnya kettle gooseneck.
      • Membiarkan bed kopi mengering sepenuhnya selama proses tuang.

    Kesimpulan User-Friendliness:

    • Pemula/Mencoba Konsistensi Mudah: Pilih Flat Bottom (e.g., Kalita Wave). Lebih memaafkan, hasil lebih konsisten dengan usaha minimal, teknik tuang lebih mudah.
    • Pencinta Kopi Berpengalaman/Mengeksplorasi Rasa Kompleks: Pilih Cone (e.g., V60). Menawarkan kontrol penuh dan potensi rasa lebih tinggi, tapi butuh latihan teknik tuang yang baik.

    Pembaharuan di Dunia Flat Bottom:

    Kalita Wave mendominasi bertahun-tahun, tapi beberapa tahun terakhir muncul inovasi menarik

    Apa Arti Pembaharuan Ini?

    • Fokus pada Ekstraksi Lebih Merata & Efisien: Mengurangi “bypass” (air yang melewati sisi kopi tanpa mengekstrak) adalah tren besar (Orea dengan Negotiator, Solo dengan filter khusus).
    • Fleksibilitas: Orea membuka pintu untuk eksperimen berbagai jenis filter.
    • Profil Rasa Baru: Brewer seperti Solo menawarkan profil ekstraksi tinggi yang sangat bersih, berbeda dari Kalita klasik.
    • Peningkatan Material & Estetika: Banyak dripper baru menggunakan material premium (kaca, crystal, logam) dengan desain modern.

    Kesimpulan Akhir:

    • User-Friendly Terbaik (Pemula/Konsistensi): Flat Bottom (Klasik: Kalita Wave).
    • Potensi Rasa Tertinggi (Dengan Skill): Cone (Ikonik: Hario V60).
    • Pembaharuan Flat Bottom (Orea, Solo, April switch, Timemore b75: Menawarkan peningkatan signifikan dalam kontrol ekstraksi, drawdown yang lebih cepat, fleksibilitas dalam kreasi paper filter dan profil rasa, seringkali mendobrak batas antara flat bottom dan cone dalam hal kejelasan rasa, meski dengan harga dan kompleksitas.

    Pilihan terakhir tergantung pada selera.

  • All About Degassing dan Preinfusion

    Degassing, Pre-Infusion/ Blooming: Optimalisasi Pelepasan CO₂ untuk Ekstraksi Kopi yang Lebih Baik

    Mengapa CO₂ Harus Dilepaskan?

    Ketika biji kopi baru disangrai(roasted) banyak co2 trap di dalam biji kopi yang mana kita melepaskan sejumlah besar karbon dioksida (CO₂) dalam proses yang disebut degassing. Gas ini terperangkap dalam struktur sel kopi dan perlahan keluar seiring waktu (resting time). Jika kopi digiling dan diseduh terlalu cepat setelah roasting, CO₂ yang masih tersisa akan menghambat ekstraksi dengan cara:

    1. Menghalangi Kontak Air dengan Kopi – Gas CO₂ yang keluar saat penyeduhan menciptakan lapisan udara di sekitar partikel kopi, mencegah air mengekstrak senyawa rasa secara optimal, hal ini juga sangat terlihat ketika menyeduh espresso dengan kopi yang sangat fresh. Flow rate air yang turun dari spout portafilter tidak lancar, sedikit terhambat.
    2. Meningkatkan Rasa Pahit (Bitterness) Channeling – Ekstraksi yang tidak merata akibat CO₂ dapat menyebabkan over-ekstraksi di beberapa area dan under-ekstraksi di area lain, menghasilkan ketidakseimbangan rasa dengan bitterness yang lebih dominan.
    3. Mengurangi Clarity dan Sweetness – CO₂ yang berlebihan membuat ekstraksi tidak konsisten, sehingga rasa kopi menjadi kurang jernih dan kurang manis alami.

    Oleh karena itu, resting time (degassing period) dan teknik pre-infusion/blooming sangat penting untuk memastikan pelepasan CO₂ sebelum ekstraksi penuh dimulai.


    Peran Pre-Infusion dalam Degassing

    Pre-infusion adalah tahap awal penyeduhan di mana sejumlah kecil air ditambahkan untuk membasahi kopi secara merata sebelum ekstraksi utama. Tahap ini sering disebut juga blooming, terutama dalam metode pour-over.

    Bagaimana Pre-Infusion Mengoptimalkan Degassing?

    1. Membasahi Seluruh Bubuk Kopi Secara Merata
    • Jika air tidak menyentuh semua bagian kopi, CO₂ akan keluar tidak merata, menyebabkan ekstraksi tidak konsisten.
    • Rule of thumb: Gunakan air 2-3x berat kopi (misal: 15g kopi → 30-45g air blooming) dan pastikan seluruh permukaan terbasahi.
    1. Durasi Pre-Infusion yang Optimal
    • 30 detik – 1 menit adalah rentang waktu umum untuk blooming.
    • Semakin lama pre-infusion, semakin banyak CO₂ yang keluar, tetapi juga meningkatkan total contact time antara kopi dan air, yang mana nanti juga membantu meningkatkan sweetness.
    • Jika terlalu lama, risiko over-ekstraksi meningkat, terutama untuk kopi yang sudah cukup lama degassing.

    Kesimpulan: Degassing + Pre-Infusion = Ekstraksi Lebih Optimal

    • Resting time (degassing) memastikan CO₂ berkurang sebelum penyeduhan.
    • Pre-infusion/blooming membantu pelepasan CO₂ sisa secara terkontrol, memastikan ekstraksi lebih merata.
    • Durasi dan rasio air blooming memengaruhi kecepatan degassing dan keseimbangan rasa. Harus kalian ingat kembali bahwa pre infusion bukanlah ekstraksi utama , sehingga dapat mudah dipahami jika kita menuangkan terlalu banyak air diawal hasil kopi akan terasa weak dan lack of sweetness karena ratio antara ekstraksi awal dan ekstraksi utama tidak seimbang.

    Dengan mengoptimalkan kedua faktor ini, kita bisa mendapatkan cangkir kopi dengan clarity lebih baik, sweetness lebih terasa, dan bitterness yang terkendali.

    Tips Praktis:

    • Untuk kopi fresh roast (14-20 hari), gunakan pre-infusion lebih lama (45-60 detik).
    • Gunakan air untuk preinfusion minimal 2x berat kopi sampai dengan 3x berat kopi untuk hasil lebih optimal dan seluruh kopi terbasahi secara sempurna.
    • Untuk kopi yang sudah lebih dari 4 minggu, pre-infusion bisa lebih singkat (30-45 detik).
    • Eksperimen dengan rasio air blooming (2x vs 3x) untuk menemukan keseimbangan rasa terbaik.

    Dengan memahami hubungan antara degassing, pre-infusion, dan blooming, kita bisa menyeduh kopi dengan presisi dan konsistensi yang lebih tinggi.

    BELI KOPI SESUAI KEBUTUHAN DAN JANGAN LUPA RESTING

  • Kita Tidak Bisa Menggunakan Dosis Kopi yang Sama dan Tidak Banyak Aware Tentang Puck Preperation!

    Puck Preparation: Fondasi Espresso Berkualitas

    Dalam dunia espresso, puck preparation (persiapan bubuk kopi di portafilter) adalah langkah paling kritis yang sering diabaikan. Puck yang baik harus:

    • Firm dan padat seperti brownies yang baru dikeluarkan dari loyang
    • Permukaan kering setelah ekstraksi
    • Tidak ada tanda-tanda cracking atau kerusakan struktur

    Sebaliknya, puck yang soupy (berair) sering mengindikasikan:

    • Underdose (terlalu sedikit bubuk kopi)
    • Grind size terlalu kasar
    • Tamping yang tidak merata

    Mengapa Kita Tidak Bisa Selalu Menggunakan Dosis Kopi Sama untuk Semua Biji?

    1. Densitas Kopi yang Berbeda-Beda

    Filter basket diisi berdasarkan volume, bukan berat. Namun faktanya:

    • Kopi Ethiopia: Lebih padat, membutuhkan lebih banyak gram untuk memenuhi volume yang sama
    • Kopi Jawa: Kurang padat, membutuhkan lebih sedikit gram untuk volume yang sama
    • Light Roast: Lebih padat daripada dark roast karena lebih sedikit kehilangan massa selama roasting
    • Dark Roast: Lebih ringan karena kehilangan lebih banyak massa dan air selama proses roasting

    2. Variasi Filter Basket

    Setiap produsen memiliki standar berbeda:

    • VST: Presisi tinggi, toleransi ketat
    • IMS: Alur khusus untuk ekstraksi merata
    • Stock Basket: Variasi lebih besar antar merek mesin

    Langkah-Langkah Puck Preparation Ideal

    1. Dosing (Penimbangan)

    • Gunakan timbangan presisi (±0.1g)
    • Mulai dengan 18g untuk double shot espresso.
    • Sesuaikan berdasarkan karakteristik kopi:
    • Light roast: +0.5-1.5g
    • Dark roast: -0.5-1g
    • Kopi high density: +0.5g-1g

    2. Distribusi

    • Gunakan WDT tool (Wire Distribution Tool) untuk:
    • Menghilangkan clumping
    • Mendistribusikan kopi secara merata, puck screen juga salah satu tool yang membantu air tersaturasi secara evenly keseluruh bagian kopi.

    3. Tamping

    • Ada baiknya tap tap portafilter menggunakan tangan untuk menghilangkan air pocket
    • Tamping ! Dengan Tekanan 15-20kg (30lb)
    • Pastikan permukaan benar-benar rata
    • Tamping sekali saja (no double tamping)

    Troubleshooting Berdasarkan Kondisi Puck

    Masalah PuckPenyebab PotensialSolusi
    Soupy/wetUnderdose, grind terlalu kasarTambah dosis, perhalus grind
    CrackedOverdose, distribusi burukKurangi dosis, perbaiki distribusi
    ChannelingTamping tidak rata, clumpingGunakan WDT, perbaiki teknik tamping
    Kering tapi pucatOverdose, grind terlalu halusKurangi dosis, kasar sedikit grind

    Kesimpulan: Espresso adalah Ilmu Presisi

    Membuat espresso konsisten membutuhkan pemahaman mendalam tentang:

    • Karakteristik fisik biji kopi
    • Hubungan antara volume dan massa
    • Teknik puck preparation yang tepat

    “Puck yang sempurna adalah kanvas dimana ekstraksi ideal akan tercipta. Pelajarilah bahasanya, dan espresso akan berbicara dengan jelas melalui cangkir.” – Fritz, Panna Coffee

    Tips Ahli:

    1. Selalu dokumentasikan parameter (dosis, yield, waktu) untuk setiap biji kopi baru
    2. Lakukan test shot dengan variasi dosis ±0.5g-1g untuk menemukan sweet spot
    3. Bersihkan basket secara teratur untuk mencegah coffee buildup

    Dengan menguasai seni puck preparation, Anda akan melangkah dari sekadar membuat espresso menjadi menciptakan pengalaman kopi yang sesungguhnya.

  • Ethiopia Nano Challa Lime and Lily

    Nano Challa merupakan washing station yang terletak di Limu yang terkenal menghasilkan rasa yang bright clean and juicy.

    Koperasi Nano Challa terletak di Ethiopia Barat, cover 2-3 hektar lahan produksi di ketinggian 1850-2100 mdpl. Daerah tanam di sekitaran Nano Challa masih berupa area yang sangat murni, diselimuti banyak hutan kopi liar yang tersebar luas di Hutan Gerra. Sebelum ada koperasi ini banyak petani lokal menjual kopinya secara asalan dan hanya sekedar dikeringkan saja, potensi dari kopi Limu terbuka setelah SOP paska panen diperbaiki secara menyeluruh.

    Bibit kopi yang ditanam di daerah Limu, adalah bibit arabika murni yang belum dipisahkan dan diidentifikasi jenis varietasnya disebut juga sebagai Heirloom (Kopi Arabika Hutan),

    Biji kopinya cenderung bulat kecil mirip versi mini kopi-kopi dari Kenya. Kami melakukan profiling kopi ini beberapa kali untuk memaksimalkan aromatik, sweetness dan kompleksitas dari rasa kopi wash Ethiopia.

    Resep seduh menggunakan teknik seduh pour over

    Dose : 12 gram coffee

    Water : 210 ml

    Brew temperature : 93c

    Grind size : medium

    Pola Pouring : Low mendekati coffee bed

    Cara Pouring :

    1. tuang pertama sebanyak 50 ml air tunggu satu menit
    2. tuang kedua sampai diangka 120 ml tunggu tiris baru masuk tuangan ketiga
    3. tuang ketiga sampai diangka 190 ml tunggu tiris
    4. last pour centre pour sampa angka 210 ml

    Total brew time 3:30-4:10 menit

  • Kopi Gajah yang Real? Elephant Bean!

    Varietas Kopi Terbesar: Maragogype Kopi Gajah, Sejarah, dan Pengaruh Ukuran Biji terhadap Harga Komoditi

    Kopi Gajah? Apakah dari Thailand? Apakah kopi termahal di dunia? Kenalkan varietas kopi kuno Maragogype, sering disebut sebagai “Elephant Bean” atau “Kopi Gajah,” adalah salah satu varietas kopi denga size /ukuran buah dan biji terbesar di dunia. Biji kopi ini dikenal karena ukurannya yang luar biasa besar, hampir tiga kali lipat ukuran biji kopi biasa. Maragogype bukan hanya menarik perhatian karena ukurannya, tetapi juga karena rasa dan karakteristiknya yang unik, menjadikan kopi ini banyak diburu oleh penggemar exotic specialty coffee.


    Sejarah Kopi Maragogype

    Maragogype pertama kali ditemukan di daerah Maragogype, Bahia, Brasil, pada tahun 1870. Varietas ini merupakan mutasi alami dari kopi Arabika (Coffea arabica), yang kemungkinan besar berasal dari varietas Typica. Karena ukurannya yang besar dan rasa yang khas, Maragogype dengan cepat menarik perhatian petani dan penikmat kopi di seluruh dunia.

    Pada awal abad ke-20, Maragogype mulai dibudidayakan di negara-negara Amerika Latin lainnya, seperti Guatemala, Nikaragua, dan Meksiko. Varietas ini juga menyebar ke Afrika dan Asia, meskipun produksinya tetap terbatas karena membutuhkan kondisi iklim dan tanah yang spesifik. Maragogype tumbuh subur di ketinggian 600-1.200 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan yang cukup dan suhu yang sejuk.


    Karakteristik Kopi Maragogype

    1. Ukuran Biji yang Besar: Biji Maragogype terkenal karena ukurannya yang sangat besar, yang membuatnya mudah dikenali. Ukuran ini juga memengaruhi proses penyangraian, yang membutuhkan teknik khusus untuk memastikan biji besar tersebut matang secara merata.
    2. Rasa yang Unik: Kopi Maragogype memiliki profil rasa yang ringan, dengan keasaman yang rendah dan aroma floral yang khas. Beberapa catatan rasa mencakup nuansa buah-buahan, cokelat, dan kacang-kacangan.
    3. Produktivitas yang Rendah: Meskipun bijinya besar, tanaman Maragogype cenderung menghasilkan panen yang sangat sedikit dibandingkan varietas kopi lainnya. Hal ini membuatnya menjadi komoditi yang langka dan bernilai tinggi.

    Seberapa Mahal Margogype?

    Dalam sejarah komoditi kopi, ukuran biji memang memainkan peran penting dalam menentukan harga jual, tapi kelangkaan dalam supply turut serta memberikan kontribusi terhadap mahalnya kopi ini. Berikut beberapa faktor yang memengaruhi hal ini:

    1. Kelangkaan: Maragogype termasuk varietas yang langka karena produksinya yang terbatas. Kelangkaan ini membuat harga jualnya cenderung lebih tinggi dibandingkan kopi biasa, harga jual kopi ini berkisar 300.000-500.000 per 200 gram.
    2. Proses Roast yang Rumit: Ukuran biji yang besar memerlukan tantangan khusus dan mengeluarkan potensi rasanya, paska panen dan pengolahan yang detail biasanya dilakukan untuk kopi exotic sehingga proses ini membutuhkan lebih banyak tenaga dan waktu, yang berkontribusi pada mahalnya harga.
    3. Permintaan Pasar: Kopi Maragogype sering dicari oleh para penikmat kopi spesial (specialty coffee) karena keunikan rasa dan ukurannya. Permintaan yang tinggi dari pasar specialty coffee turut mendongkrak harganya.
    4. Faktor Prestise: Ukuran biji yang besar sering dianggap sebagai simbol kualitas tinggi. Hal ini menambah nilai prestise Maragogype, membuatnya lebih mahal di pasaran.

    Namun, perlu dicatat bahwa harga kopi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti kondisi cuaca, fluktuasi pasar global, dan biaya produksi. Meskipun ukuran biji Maragogype berkontribusi pada harganya yang tinggi, faktor-faktor eksternal juga memainkan peran penting dalam menentukan harga jual.


    Kesimpulan

    Maragogype adalah varietas kopi yang unik, baik dari segi ukuran maupun rasa. Sejarahnya yang dimulai di Brasil dan penyebarannya ke seluruh dunia menjadikannya salah satu kopi paling istimewa. Ukuran biji yang besar memang memengaruhi harga jualnya, terutama karena kelangkaan, proses produksi yang rumit, dan permintaan pasar yang tinggi. Bagi para penikmat kopi, Maragogype bukan sekadar minuman, tetapi juga pengalaman yang tak terlupakan.

  • Cara Buat Konstentrat ColdBrew

    Cara Membuat Cold Brew Coffee yang Sempurna di Rumah

    Cold brew coffee telah menjadi minuman populer, banyak yang memulai usaha dari coffee coldbrew, kopi ini menjadi favorit sebagian orang karena rasa yang halus dan rendah asam. Berbeda dengan kopi panas yang diseduh dengan air panas, cold brew dibuat dengan merendam biji kopi dalam air dingin selama beberapa jam. Proses ini menghasilkan minuman yang lembut, manis, dan menyegarkan. Jika Anda ingin mencoba membuat cold brew coffee di rumah, berikut adalah panduan lengkapnya.


    Bahan yang Dibutuhkan

    1. Biji Kopi: Pilih biji kopi berkualitas tinggi. Kopi dengan rasa cokelat atau kacang-kacangan cocok untuk cold brew untuk pencampuran dengan sirup atau susu, jika untuk Just ColdBrew kalian bisa cari rasa kopi dengan profil rasa fruity.
    2. Air: Gunakan air bersih dan dingin, sebaiknya air mineral atau air yang telah disaring.
    3. Alat Penggiling Kopi: Untuk menggiling biji kopi menjadi medium grindsize.
    4. Wadah Kedap Udara: Seperti toples kaca atau wadah stainless steel.
    5. Saringan atau Kain Katun: Untuk menyaring ampas kopi setelah proses perendaman.

    Langkah-Langkah Membuat Cold Brew Coffee

    1. Giling Biji Kopi

    Giling biji kopi hingga mencapai tekstur medium. Jika terlalu halus, kopi akan menjadi keruh dan terlalu pahit. Jika tidak memiliki penggiling kopi, Anda bisa membeli biji kopi yang sudah digiling medium.

    2. Campur Kopi dan Air

    • Rasio yang disarankan adalah 1:8 (1 bagian kopi untuk 8 bagian air). Misalnya, untuk 100 gram kopi, gunakan 800 ml air.
    • Masukkan kopi yang sudah digiling ke dalam wadah, lalu tuangkan air dingin secara perlahan. Pastikan semua kopi terendam.

    3. Rendam Selama 12-24 Jam

    Tutup wadah dengan rapat dan simpan di dalam kulkas atau suhu ruangan. Waktu perendaman memengaruhi kekuatan rasa:

    • 12 jam: Rasa lebih ringan dan segar.
    • 18-24 jam: Rasa lebih kuat dan pekat.

    4. Saring Campuran

    Setelah waktu perendaman selesai, kalian harus segera saring campuran menggunakan saringan halus atau kain katun. Pastikan tidak ada ampas kopi yang tersisa.

    5. Simpan Cold Brew Concentrate

    Hasil saringan adalah cold brew concentrate yang bisa disimpan di kulkas hingga 2 minggu. Untuk menyajikannya, encerkan dengan air atau susu sesuai selera. Rasio yang umum adalah 1:1 (1 bagian concentrate untuk 1 bagian air/susu).


    Tips untuk Hasil Terbaik

    • Eksperimen dengan Rasio: Sesuaikan rasio kopi dan air sesuai selera Anda. Jika suka rasa yang lebih kuat, tambahkan lebih banyak kopi.
    • Gunakan Biji Kopi Segar: Biji kopi yang baru digiling akan memberikan rasa yang lebih baik.
    • Tambahkan Es Batu: Untuk menikmati cold brew yang lebih menyegarkan, sajikan dengan es batu.

    Manfaat Cold Brew Coffee

    1. Rendah Asam: Cocok untuk mereka yang sensitif terhadap asam.
    2. Menyegarkan: Sempurna untuk cuaca panas.
    3. Versatile: Bisa dinikmati langsung, dicampur susu, atau digunakan sebagai bahan dasar minuman kopi lainnya.

    Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda bisa menikmati cold brew coffee buatan sendiri yang tidak kalah enak dengan yang dijual di kafe. Selamat mencoba!

  • Grindsize Seberapa Penting? Kenapa Kopi Tidak Bisa di Ekstrak 100 Persen?

    Pengaruh Ukuran Grind dan Surface Area terhadap Ekstraksi Kopi: Mengapa Kopi Tidak Dapat Diekstrak 100%?

    Dalam dunia kopi, konsistensi ukuran grind (gilingan) dan surface area (luas permukaan) biji kopi memainkan peran penting dalam menentukan kualitas ekstraksi dan rasa akhir secangkir kopi. Artikel dari Perfect Daily Grind yang berjudul “A Guide to Coffee Grind Size, Consistency, & Flavor” (2017) menjelaskan secara mendalam bagaimana faktor-faktor ini memengaruhi proses penyeduhan kopi. Berikut adalah rangkuman dan analisis dari artikel tersebut, ditambah dengan penjelasan mengenai Total Dissolved Solids (TDS) dan alasan mengapa kopi tidak dapat diekstrak sepenuhnya.


    1. Pentingnya Ukuran Grind dan Surface Area

    Ukuran grind kopi menentukan seberapa besar surface area biji kopi yang terpapar air selama proses penyeduhan. Semakin halus grind-nya, semakin besar surface area yang terbuka, sehingga memungkinkan ekstraksi yang lebih cepat dan intens. Sebaliknya, grind yang lebih kasar memiliki surface area yang lebih kecil, yang menghasilkan ekstraksi yang lebih lambat. Pemilihan grindsize sangat bergantung terhapad : Roast Profile, Metode Seduh, Jenis Kopi dan Profil Rasa.

    • Grind Fine: Cocok untuk metode penyeduhan yang singkat seperti espresso, di mana air bersentuhan dengan kopi hanya selama 25-30 detik, metode lainnya seperti turkish, tubruk dan mokapot jga cocok untuk gilingan halus.
    • Grind Medium Fine : Cocok untuk metode penyeduhan seperti pourover dengan tipe brew imersi, kopi dengan roast profil yang light, dan jenis kopi dengan paska panen wash.
    • Grind Medium: Ideal untuk metode penyeduhan yang Pourover atau Cold Brew, di mana air bersentuhan dengan kopi selama beberapa menit.

    Konsistensi ukuran grind juga sangat penting. Jika grind tidak konsisten (ada partikel yang terlalu halus dan terlalu kasar), ekstraksi akan tidak merata, menghasilkan rasa yang tidak seimbang.


    2. Total Dissolved Solids (TDS) dalam Kopi

    Total Dissolved Solids (TDS) mengacu pada jumlah padatan yang terlarut dalam air setelah proses penyeduhan. Dalam coffee brewing control, dipaparkan bahwa kopi yang dianggap baik adalah yang memiliki tingkat kepekatan (strength) sekitar 1.15-1.55%, serta dengan ekstraksi sekitar 18-22%.

    Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mengukur Total Dissolved Solids kopi adalah kualitas air yang Anda gunakan untuk menyeduh kopi. Karena ternyata, kandungan mineral lain seperti kalsium, alkaliniti, klorin, dan sodium, pada kandungan air juga bisa memberi dampak pada rasa kopi. Tidak ada salahnya jika Anda juga perlu memperhatikan TDS pada air, demi mendapatkan segelas kopi yang berkualitas.

    Nah, ternyata, berbicara tentang kopi tidak sesederhana menuangkan air panas pada bubuk kopi, lalu kopi siap dinikmati. Kopi juga erat kaitannya dengan sains dan pengetahuan lainnya yang juga perlu diperhatikan oleh seorang barista.


    3. Mengapa Kopi Tidak Dapat Diekstrak 100%?

    Meskipun kita mungkin ingin mengekstrak semua rasa dari biji kopi, kenyataannya adalah kopi tidak dapat diekstrak 100%. Berikut beberapa alasan mengapa hal ini terjadi:

    • Komponen Kimia yang Berbeda: Biji kopi mengandung berbagai senyawa kimia, seperti asam, gula, lemak, dan senyawa aromatik. Beberapa senyawa ini larut dengan mudah dalam air, sementara yang lain tidak. Senyawa yang tidak larut, seperti selulosa dan serat, tetap tertinggal dalam ampas kopi.
    • Rasa Pahit yang Tidak Diinginkan: Jika kita mencoba mengekstrak semua senyawa dari biji kopi, hasilnya akan sangat pahit dan tidak enak. Senyawa pahit seperti tanin dan alkaloid tertentu hanya larut pada suhu yang sangat tinggi atau waktu penyeduhan yang sangat lama.
    • Batasan Fisik: Bahkan dengan grind yang sangat halus dan surface area yang besar, tidak semua partikel kopi dapat terlarut sepenuhnya karena batasan fisik dan kimia.

    Kesimpulan

    Ukuran grind dan surface area biji kopi adalah faktor kunci yang memengaruhi ekstraksi dan rasa kopi. Meskipun kita tidak dapat mengekstrak 100% dari biji kopi, memahami TDS dan batasan ekstraksi membantu kita mencapai keseimbangan rasa yang optimal. Dengan mengontrol grind size, waktu penyeduhan, dan suhu air, kita dapat menciptakan secangkir kopi yang sempurna sesuai dengan preferensi pribadi.

    Selain itu, beberapa sumber tambahan yang dapat dijadikan referensi:

    • Specialty Coffee Association (SCA): Water for Brewing Standards.
    • Barista Hustle: Coffee Extraction: What You Need to Know.
    • Books: The Physics of Filter Coffee oleh Jonathan Gagné.

  • Kenapa Puck Screen Aksesoris yang Penting?

    Mengenal Lebih Dekat Manfaat Puck Screen dalam Pembuatan Kopi: Mengapa Alat Kecil Ini Begitu Penting?

    Bagi para pecinta kopi, terutama yang gemar bereksperimen dengan berbagai metode penyeduhan, istilah puck screen mungkin sudah tidak asing lagi. Namun, bagi yang baru memasuki dunia kopi spesial, alat kecil ini mungkin masih terasa misterius. Artikel ini akan membahas mengapa puck screen menjadi salah satu alat penting dalam proses pembuatan kopi, khususnya untuk metode espresso.

    Apa Itu Puck Screen?

    Puck screen adalah sebuah alat berbentuk lingkaran tipis yang terbuat dari logam (biasanya stainless steel) dengan lubang-lubang kecil di permukaannya. Alat ini ditempatkan di atas coffee puck (gumpalan kopi yang sudah digiling dan dipadatkan di dalam portafilter) sebelum mesin espresso mulai menyeduh. Fungsi utamanya adalah untuk mendistribusikan air secara merata ke seluruh permukaan coffee puck, sehingga ekstraksi kopi menjadi lebih konsisten.

    Mengapa Puck Screen Penting?

    1. Distribusi Air yang Lebih Merata
      Salah satu tantangan dalam membuat espresso adalah memastikan air panas menyentuh seluruh bagian coffee puck secara merata. Tanpa puck screen, air cenderung mencari jalan yang paling mudah, yang bisa menyebabkan ekstraksi tidak merata. Hal ini bisa menghasilkan espresso yang kurang seimbang, dengan rasa yang mungkin terlalu pahit atau asam. Dengan puck screen, air didistribusikan secara lebih merata, sehingga ekstraksi menjadi lebih optimal.
    2. Mengurangi Channeling
      Channeling adalah masalah umum dalam pembuatan espresso, di mana air membentuk saluran-saluran kecil di dalam coffee puck. Hal ini menyebabkan sebagian kopi terekstraksi berlebihan, sementara bagian lainnya kurang terekstraksi. Puck screen membantu mencegah terjadinya channeling dengan menciptakan tekanan yang lebih stabil dan merata.
    3. Membersihkan Portafilter dengan Mudah
      Selain meningkatkan kualitas ekstraksi, puck screen juga memudahkan proses pembersihan. Setelah digunakan, puck screen bisa dengan mudah dilepas dan dibersihkan, mengurangi sisa kopi yang menempel di bagian atas portafilter. Ini membuat proses pembersihan menjadi lebih efisien.
    4. Meningkatkan Konsistensi
      Bagi barista profesional atau pecinta kopi rumahan yang ingin menghasilkan espresso yang konsisten, puck screen adalah alat yang sangat membantu. Dengan mengurangi variabel-variabel yang bisa memengaruhi ekstraksi, alat ini memastikan setiap cangkir espresso memiliki kualitas yang sama.

    Bagaimana Cara Menggunakan Puck Screen?

    Penggunaan puck screen cukup sederhana:

    1. Giling biji kopi dan masukkan ke dalam portafilter.
    2. Ratakan dan padatkan kopi menggunakan tamper.
    3. Letakkan puck screen di atas coffee puck.
    4. Pasang portafilter ke mesin espresso dan mulai proses penyeduhan.

    Setelah digunakan, puck screen bisa dicuci dengan air hangat dan sabun, lalu dikeringkan untuk penggunaan berikutnya. Satu hal yang perlu kalian waspadai adalah ada sedikit perbedaan di grind setting dan dose, grind setting akan dibuah sedikit kasar jika anda menggunakan puck screen dan menggunakan dose dengan jumlah yang lebih sedikit dibandingkan biasanya. Dose lebih sedikit dikarenakan ketebalan puck screen dapat menghambat locking portafilter ke group head pengurangan sekitar 0.5 sampai 1 gram dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut,.

    Kesimpulan

    Puck screen mungkin terlihat seperti alat kecil yang sederhana, tetapi dampaknya terhadap kualitas espresso sangat signifikan. Dengan membantu mendistribusikan air secara merata, mengurangi channeling, dan meningkatkan konsistensi, alat ini layak dipertimbangkan oleh siapa pun yang serius tentang kopi. Alat puck screen adalah investasi kecil yang bisa memberikan hasil besar dalam setiap cangkir espresso yang Anda buat.

    Selamat mencoba dan nikmati perjalanan Anda dalam mengeksplorasi dunia kopi yang tak ada habisnya!

0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop