Tag: pannacoffee

  • Apakah Cold brew Lebih Nikmat Dibandingkan Japanese Iced Coffee?

    Cold Brew di Mata Para Pecinta Kopi Murni

    Cold brew, atau kopi seduh dingin, telah menjadi tren global dalam beberapa tahun terakhir. Metode penyajian ini menawarkan rasa yang lebih halus, keasaman yang rendah, dan kesegaran yang cocok untuk cuaca panas. Namun, Apakah rasa cold brew berbeda dengan japanese iced coffee? bagaimana pandangan para pecinta japanese iced coffee dibadingkan cold brew?


    Apa Itu Cold Brew?

    Cold brew adalah metode pembuatan kopi yang melibatkan perendaman biji kopi bubuk dalam air dingin selama 12-24 jam. Proses ini menghasilkan minuman kopi yang lebih lembut, kurang asam, dan sering kali lebih manis alami dibandingkan kopi yang diseduh dengan metode panas. Cold brew biasanya disajikan dingin, dengan atau tanpa es, dan bisa dinikmati dalam berbagai variasi, seperti ditambahkan susu, creamer, atau pemanis. Cold brew juga dapat dijadikan sebagai konsentrat.

    Apa Itu Japanese Iced Coffee?

    Japanese iced coffee simply metode pembuatan kopi dengan cara manual brew atau pour over yang ditambahkan es batu ketika hasil seduhan sudah jadi. Berbeda dengan metode cold brew, metode japanese iced coffee dilakukan dalam kurun waktu yang sangat singkat 2-3 menit dengan metode perkolasi.


    Komparasi Japanese Iced coffee dengan Cold Brew

    Para pecinta kopi membagikan pendapat mereka tentang cold brew. Berikut adalah beberapa poin utama yang sering muncul dalam diskusi:

    1. Rasa yang Berbeda, Bukan Lebih Buruk
      Banyak penikmat kopi mengakui bahwa cold brew memiliki rasa yang berbeda dari kopi panas diberikan es / japanese iced coffee. Namun, perbedaan ini tidak selalu dianggap negatif. Beberapa penikmat kopi menyukai cold brew karena keasamannya yang rendah dan rasa yang lebih halus, yang memungkinkan karakteristik alami biji kopi tetap terasa, namun buat penggiat kopi yang suka dalam hal menyeduh dan explore rasa kopi lebih mendetail tentunya es kopi yang tradisional akan menjadi pilihan utama.
    2. Cold brew kurangnya Kompleksitas Rasa
      Beberapa rasa tertentu tidak bisa keluar? itulah pendapat banyak orang bahwa cold brew cenderung kehilangan kompleksitas rasa yang ditemukan dalam kopi panas. Proses seduh dingin tidak mengekstrak senyawa aromatik sebanyak metode seduh panas, sehingga rasa cold brew dianggap lebih “datar” atau kurang bernuansa.
    3. Kesesuaian dengan Biji Kopi Tertentu
      Menurut beberapa orang, cold brew juga lebih cocok untuk biji kopi dengan profil rasa yang sederhana, seperti kopi dengan rasa cokelat atau kacang. Sementara itu, biji kopi spesial dengan rasa buah atau floral yang kompleks mungkin tidak mencapai potensi penuhnya dalam cold brew.
    4. Metode yang Fleksibel dan Mudah
      Meskipun beberapa orang lebih menyukai metode seduh panas seperti pour-over atau French press, banyak yang mengakui bahwa cold brew adalah metode yang fleksibel dan mudah dilakukan. Cold brew juga dianggap sebagai pilihan yang bagus untuk pemula atau mereka yang tidak memiliki alat seduh kopi khusus.
    5. Tren vs. Tradisi
      Beberapa orang juga melihat cold brew sebagai bagian dari tren modern dalam dunia kopi, yang mungkin tidak sejalan dengan tradisi penyajian kopi yang lebih klasik. Namun, mereka juga mengakui bahwa cold brew memiliki tempatnya sendiri dalam industri kopi, terutama untuk menarik minat generasi muda. Cold brew juga lebih unggul dalam hal produksi, kopi yang mampu diproduksi secara massal dengan rasa yang lebih konsiten dibandingkan pour over method.

    Apakah Cold Brew Lebih Mudah Diterima?

    Secara umum, cold brew tidak sepenuhnya ditolak oleh masyarakat. Banyak dari mereka mengapresiasi cold brew sebagai alternatif yang menyegarkan dan berbeda dari kopi panas tradisional. Namun, cold brew sering dianggap sebagai minuman yang berdiri sendiri, dengan karakteristik dan tujuan yang berbeda dari kopi seduh panas.


    Kesimpulan

    Diskusi ini menunjukkan bahwa cold brew memiliki tempat tersendiri di hati para pecinta kopi, termasuk coffee purists. Meskipun tidak semua purists menganggap cold brew sebagai metode penyajian kopi yang ideal, banyak yang mengakui keunikan dan kelebihan yang ditawarkannya. Cold brew bukanlah ancaman bagi tradisi kopi panas, melainkan variasi yang memperkaya dunia kopi dan menawarkan pengalaman baru bagi penikmat kopi di seluruh dunia.

  • Kopi Gajah yang Real? Elephant Bean!

    Varietas Kopi Terbesar: Maragogype Kopi Gajah, Sejarah, dan Pengaruh Ukuran Biji terhadap Harga Komoditi

    Kopi Gajah? Apakah dari Thailand? Apakah kopi termahal di dunia? Kenalkan varietas kopi kuno Maragogype, sering disebut sebagai “Elephant Bean” atau “Kopi Gajah,” adalah salah satu varietas kopi denga size /ukuran buah dan biji terbesar di dunia. Biji kopi ini dikenal karena ukurannya yang luar biasa besar, hampir tiga kali lipat ukuran biji kopi biasa. Maragogype bukan hanya menarik perhatian karena ukurannya, tetapi juga karena rasa dan karakteristiknya yang unik, menjadikan kopi ini banyak diburu oleh penggemar exotic specialty coffee.


    Sejarah Kopi Maragogype

    Maragogype pertama kali ditemukan di daerah Maragogype, Bahia, Brasil, pada tahun 1870. Varietas ini merupakan mutasi alami dari kopi Arabika (Coffea arabica), yang kemungkinan besar berasal dari varietas Typica. Karena ukurannya yang besar dan rasa yang khas, Maragogype dengan cepat menarik perhatian petani dan penikmat kopi di seluruh dunia.

    Pada awal abad ke-20, Maragogype mulai dibudidayakan di negara-negara Amerika Latin lainnya, seperti Guatemala, Nikaragua, dan Meksiko. Varietas ini juga menyebar ke Afrika dan Asia, meskipun produksinya tetap terbatas karena membutuhkan kondisi iklim dan tanah yang spesifik. Maragogype tumbuh subur di ketinggian 600-1.200 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan yang cukup dan suhu yang sejuk.


    Karakteristik Kopi Maragogype

    1. Ukuran Biji yang Besar: Biji Maragogype terkenal karena ukurannya yang sangat besar, yang membuatnya mudah dikenali. Ukuran ini juga memengaruhi proses penyangraian, yang membutuhkan teknik khusus untuk memastikan biji besar tersebut matang secara merata.
    2. Rasa yang Unik: Kopi Maragogype memiliki profil rasa yang ringan, dengan keasaman yang rendah dan aroma floral yang khas. Beberapa catatan rasa mencakup nuansa buah-buahan, cokelat, dan kacang-kacangan.
    3. Produktivitas yang Rendah: Meskipun bijinya besar, tanaman Maragogype cenderung menghasilkan panen yang sangat sedikit dibandingkan varietas kopi lainnya. Hal ini membuatnya menjadi komoditi yang langka dan bernilai tinggi.

    Seberapa Mahal Margogype?

    Dalam sejarah komoditi kopi, ukuran biji memang memainkan peran penting dalam menentukan harga jual, tapi kelangkaan dalam supply turut serta memberikan kontribusi terhadap mahalnya kopi ini. Berikut beberapa faktor yang memengaruhi hal ini:

    1. Kelangkaan: Maragogype termasuk varietas yang langka karena produksinya yang terbatas. Kelangkaan ini membuat harga jualnya cenderung lebih tinggi dibandingkan kopi biasa, harga jual kopi ini berkisar 300.000-500.000 per 200 gram.
    2. Proses Roast yang Rumit: Ukuran biji yang besar memerlukan tantangan khusus dan mengeluarkan potensi rasanya, paska panen dan pengolahan yang detail biasanya dilakukan untuk kopi exotic sehingga proses ini membutuhkan lebih banyak tenaga dan waktu, yang berkontribusi pada mahalnya harga.
    3. Permintaan Pasar: Kopi Maragogype sering dicari oleh para penikmat kopi spesial (specialty coffee) karena keunikan rasa dan ukurannya. Permintaan yang tinggi dari pasar specialty coffee turut mendongkrak harganya.
    4. Faktor Prestise: Ukuran biji yang besar sering dianggap sebagai simbol kualitas tinggi. Hal ini menambah nilai prestise Maragogype, membuatnya lebih mahal di pasaran.

    Namun, perlu dicatat bahwa harga kopi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti kondisi cuaca, fluktuasi pasar global, dan biaya produksi. Meskipun ukuran biji Maragogype berkontribusi pada harganya yang tinggi, faktor-faktor eksternal juga memainkan peran penting dalam menentukan harga jual.


    Kesimpulan

    Maragogype adalah varietas kopi yang unik, baik dari segi ukuran maupun rasa. Sejarahnya yang dimulai di Brasil dan penyebarannya ke seluruh dunia menjadikannya salah satu kopi paling istimewa. Ukuran biji yang besar memang memengaruhi harga jualnya, terutama karena kelangkaan, proses produksi yang rumit, dan permintaan pasar yang tinggi. Bagi para penikmat kopi, Maragogype bukan sekadar minuman, tetapi juga pengalaman yang tak terlupakan.

  • Ubah Grind Size? Besar Sekali Impactnya ke Rasa Kopimu!

    Pentingnya Ukuran Gilingan Kopi: Mengapa Hal Ini Memengaruhi Cita Rasa Kopi Anda

    Kopi adalah minuman yang penuh dengan complecity, dan setiap langkah dalam proses pembuatannya memengaruhi hasil akhir yang Anda nikmati. Salah satu faktor kunci yang sangat crucial adalah ukuran gilingan kopi.

    Mengapa Ukuran Gilingan Kopi Penting?

    Ukuran gilingan kopi menentukan seberapa cepat air dapat mengekstrak rasa dari biji kopi. Jika gilingan terlalu halus atau terlalu kasar, proses ekstraksi tidak akan optimal, dan hasilnya bisa berupa kopi yang terlalu pahit, terlalu asam, atau bahkan hambar.

    Hubungan Antara Ukuran Gilingan dan Metode Penyeduhan

    1. Gilingan Kasar (Coarse Grind):
    • Metode Penyeduhan: Cold Brew.
    • Alasan: Gilingan kasar memiliki luas permukaan yang lebih kecil, sehingga air membutuhkan waktu lebih lama untuk mengekstrak rasa. Metode seperti Cold Brew memerlukan waktu penyeduhan yang lebih lama, sehingga gilingan kasar cocok untuk menghindari ekstraksi berlebihan yang dapat menghasilkan rasa pahit.
    1. Gilingan Sedang (Medium Grind):
    • Metode Penyeduhan: Drip Coffee Maker, Pour Over, Immersion Method, dan Vietnam Drip.
    • Alasan: Gilingan sedang adalah pilihan serbaguna yang cocok untuk metode penyeduhan dengan waktu ekstraksi sedang. Ini memastikan keseimbangan antara keasaman, manis, dan kepahitan.
    1. Gilingan Halus (Fine Grind):
    • Metode Penyeduhan: Espresso, Moka Pot.
    • Alasan: Gilingan halus memiliki luas permukaan yang lebih besar, memungkinkan air mengekstrak rasa dengan cepat. Metode seperti espresso memerlukan waktu penyeduhan singkat dengan tekanan tinggi, sehingga gilingan halus diperlukan untuk mendapatkan ekstraksi yang optimal.

    Dampak Ukuran Gilingan pada Cita Rasa

    • Gilingan Terlalu Halus: Jika digunakan untuk metode penyeduhan yang membutuhkan waktu lama, seperti French Press, kopi akan menjadi terlalu pahit karena over-extraction (ekstraksi berlebihan).
    • Gilingan Terlalu Kasar: Jika digunakan untuk metode penyeduhan cepat seperti espresso, kopi akan terasa asam dan kurang berkembang rasanya karena under-extraction (ekstraksi kurang).

    Tips untuk Menggiling Kopi dengan Tepat

    1. Gunakan Penggiling Berkualitas: Grinder adalah investasi yang paling utama.
    2. Sesuaikan dengan Metode Penyeduhan: Pastikan ukuran gilingan sesuai dengan alat atau metode penyeduhan yang Anda gunakan.
    3. Giling Sesaat Sebelum Menyeduh: Untuk mempertahankan kesegaran dan aroma, giling biji kopi sesaat sebelum menyeduh.

    Gimana Caranya Tau Grindsize Kita Kurang Tepat?

    1. Quick Finish : Aftertaste yang sangat short atau pendek dan kurang berkesan : Haluskan Grindsize dan naikan brew ratio.
    2. Asin/ Terlalu Asem : Rasa asin dapat muncul sedikit pada seduhanmu : Haluskan Grindsize dan kurangin Dose kopi.
    3. Sepet/Kelat/Astrigent : Lengket dan sensasi kering biasanya dikarenakan over ekstrak : Kasarkan Grindsize dan turunkan brew ratio.
    4. Watery : Terasa kurang body dan kosong biasanya dikarenakan under ekstrak : Haluskan Grindsize.

    Kesimpulan

    Ukuran gilingan kopi adalah faktor kritis yang memengaruhi cita rasa kopi Anda. Dengan memahami hubungan antara ukuran gilingan dan metode penyeduhan, Anda dapat menikmati secangkir kopi yang sempurna setiap saat. Tambahan, perhatikan juga total brew time untuk tahu apakah grindsize yang dipakai sudah sesuai atau belum, total brew time biasanya berkisar antara 2-4 menit.

  • Perubahan Iklim Kopi Ethiopia

    Masa Depan Ekonomi dan Lingkungan Kopi Ethiopia: Tantangan dan Peluang dalam Menghadapi Perubahan Iklim

    Kopi merupakan salah satu komoditas utama Ethiopia, tidak hanya sebagai sumber pendapatan tetapi juga sebagai bagian integral dari budaya dan identitas negara. Namun, perubahan iklim mengancam masa depan industri kopi Ethiopia, yang sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang stabil. Sebuah artikel yang diterbitkan oleh The International Growth Centre (IGC) membahas tantangan dan peluang dalam menjaga keberlanjutan ekonomi dan lingkungan kopi Ethiopia.

    Latar Belakang

    Ethiopia adalah tempat asal kopi Arabika, varietas kopi yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Kopi menyumbang sekitar 30% dari total ekspor Ethiopia dan menjadi sumber penghidupan bagi lebih dari 15 juta petani. Namun, perubahan iklim, termasuk peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, dan frekuensi kekeringan yang lebih tinggi, mengancam produktivitas dan kualitas kopi Ethiopia. Artikel ini mengeksplorasi bagaimana perubahan iklim memengaruhi industri kopi Ethiopia dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk memastikan keberlanjutannya.

    Tantangan Perubahan Iklim terhadap Kopi Ethiopia

    1. Peningkatan Suhu: Kopi Arabika tumbuh optimal pada suhu antara 18-22°C. Peningkatan suhu akibat perubahan iklim dapat mengurangi area yang cocok untuk budidaya kopi, memaksa petani untuk memindahkan perkebunan ke daerah yang lebih tinggi. Namun, hal ini tidak selalu memungkinkan karena keterbatasan lahan dan infrastruktur.
    2. Perubahan Pola Curah Hujan: Ketidakpastian curah hujan dan musim kemarau yang lebih panjang dapat mengurangi produktivitas kopi. Tanaman kopi membutuhkan curah hujan yang teratur untuk tumbuh dengan baik, dan perubahan pola ini dapat menyebabkan gagal panen.
    3. Penyebaran Hama dan Penyakit: Perubahan iklim juga meningkatkan risiko penyebaran hama dan penyakit, seperti hama penggerek buah kopi (coffee berry borer) dan penyakit karat daun kopi (coffee leaf rust). Hal ini dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil panen.
    4. Tekanan Ekonomi pada Petani: Petani kopi skala kecil, yang merupakan mayoritas produsen kopi di Ethiopia, sangat rentan terhadap guncangan iklim. Penurunan produktivitas dan kualitas kopi dapat mengurangi pendapatan mereka, memperburuk kemiskinan, dan memicu migrasi dari daerah pedesaan.

    Peluang dan Solusi

    Meskipun tantangannya besar, artikel ini juga menyoroti peluang untuk meningkatkan ketahanan industri kopi Ethiopia melalui langkah-langkah adaptasi dan mitigasi:

    1. Pengembangan Varietas Tahan Iklim: Penelitian dan pengembangan varietas kopi yang tahan terhadap suhu tinggi, kekeringan, dan penyakit dapat membantu petani beradaptasi dengan perubahan iklim. Ethiopia memiliki keanekaragaman genetik kopi yang tinggi, yang dapat dimanfaatkan untuk program pemuliaan.
    2. Praktik Pertanian Berkelanjutan: Menerapkan teknik pertanian berkelanjutan, seperti agroforestri (menanam kopi di bawah naungan pohon), dapat meningkatkan ketahanan tanaman kopi terhadap perubahan iklim sekaligus melestarikan keanekaragaman hayati.
    3. Peningkatan Akses ke Teknologi dan Informasi: Memberikan petani akses ke teknologi modern, seperti sistem irigasi efisien dan informasi cuaca yang akurat, dapat membantu mereka mengelola risiko iklim dengan lebih baik.
    4. Dukungan Pasar dan Kebijakan: Pemerintah dan organisasi internasional dapat memainkan peran penting dalam mendukung petani kopi melalui kebijakan yang mendukung, pelatihan, dan akses ke pasar yang adil. Sertifikasi kopi berkelanjutan, seperti Fair Trade dan Rainforest Alliance, juga dapat meningkatkan nilai jual kopi Ethiopia di pasar global.

    Kesimpulan

    Masa depan kopi Ethiopia tergantung pada kemampuan negara ini untuk beradaptasi dengan perubahan iklim sambil mempertahankan kualitas dan produktivitas kopinya. Dengan menggabungkan inovasi teknologi, praktik pertanian berkelanjutan, dan dukungan kebijakan yang kuat, Ethiopia dapat melindungi industri kopinya yang berharga dan memastikan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan bagi jutaan petani yang bergantung padanya.

  • Apakah itu Kopi Decaf? Adakah Kopi Kafein Rendah?

    Bagaimana Kopi Decaf Dibuat? Apakah Kopi Dapat Dibuat Decaf Secara Tradisional?

    Kopi decaf, atau kopi tanpa kafein, semakin populer di kalangan pencinta kopi yang ingin menikmati cita rasa kopi tanpa efek stimulan dari kafein. Di Panna coffee kami juga menjual satu varian kopi decaf dari Colombia. Namun, bagaimana sebenarnya kopi decaf dibuat? Apakah ada cara tradisional untuk membuat kopi decaf? Bisakah menggunakan stevia sebagai alternatif? Dan adakah jenis kopi yang secara alami memiliki kadar kafein sangat rendah? Mari kita bahas lebih lanjut.

    Proses Pembuatan Kopi Decaf

    Kopi decaf dibuat melalui proses penghilangan kafein dari biji kopi. Proses ini merupakan extended proses, proses dikerjakan setelah kopi selesai dipanen dan dalam keadaan kering, greenbean yang kering akan dikirim ke pabrik pengolahan decaf untuk diproses dihilanglkan sebagian besar kadar kafeinnya, jadi proses ini terjadi sebelum biji kopi dipanggang. Ada beberapa metode yang umum digunakan untuk menghilangkan kafein:

    1. Metode Pelarut Kimia: Metode ini menggunakan pelarut kimia seperti methylene chloride atau ethyl acetate untuk melarutkan kafein dari biji kopi. Biji kopi dipanaskan terlebih dahulu / steam, dicuci dan direndam dalam air, kemudian pelarut kimia digunakan untuk mengekstrak kafein. Setelah itu, biji kopi dibilas dan dikeringkan.
    2. Metode Air (Swiss Water Process): Metode ini tidak menggunakan bahan kimia. Biji kopi direndam dalam air panas yang telah jenuh dengan senyawa kopi lainnya (kecuali kafein). Air tersebut kemudian disaring melalui karbon aktif untuk menghilangkan kafein. Proses ini diulang hingga kadar kafein berkurang secara signifikan.
    3. Metode CO2 Superkritis: Metode ini menggunakan karbon dioksida (CO2) dalam keadaan superkritis (antara gas dan cair) untuk mengekstrak kafein dari biji kopi. CO2 dialirkan melalui biji kopi, dan kafein terikat pada CO2. Setelah itu, CO2 dipisahkan, dan kafein dihilangkan.

    Apakah Kopi Dapat Dibuat Decaf Secara Tradisional?

    Secara tradisional, tidak ada metode yang benar-benar efektif untuk menghilangkan kafein dari biji kopi tanpa menggunakan teknologi modern. Namun, ada beberapa cara yang bisa mengurangi kadar kafein, meskipun tidak sepenuhnya menghilangkannya:

    • Merebus Biji Kopi: Beberapa budaya tradisional merebus biji kopi untuk mengurangi kadar kafein, lalu dikeringkan dan dilakukan berulang. Namun, metode ini tidak sepenuhnya menghilangkan kafein dan dapat mengubah cita rasa kopi secara signifikan.
    • Menggunakan Stevia: Stevia adalah pemanis alami yang tidak mengandung kafein. Meskipun stevia dapat digunakan sebagai pemanis alternatif dalam kopi, stevia tidak menghilangkan kafein dari kopi. Jadi, penggunaan stevia tidak membuat kopi menjadi decaf.

    Lalu Apakah Ada Jenis Kopi dengan Kadar Kafein Sangat Rendah?

    Ada beberapa jenis kopi yang secara alami memiliki kadar kafein lebih rendah dibandingkan dengan kopi biasa. Beberapa di antaranya adalah:

    1. Species Kopi Arabika: Kopi Arabika umumnya memiliki kadar kafein yang lebih rendah dibandingkan dengan kopi Robusta. Kadar kafein dalam kopi Arabika biasanya sekitar 1,2% hingga 1,5%, sedangkan Robusta bisa mencapai 2,2% hingga 2,7%.
    2. Varietas Arabika ,Kopi Laurina: Laurina adalah varietas kopi Arabika yang langka dan memiliki kadar kafein yang sangat rendah, sekitar 0,2% hingga 0,5%. Kopi ini dikenal sebagai “kopi rendah kafein alami” dan memiliki cita rasa yang unik.
    3. Species Liberika dan Excelsa: Meskipun tidak sepopuler Arabika atau Robusta, kopi Liberika dan Excelsa juga memiliki kadar kafein yang lebih rendah dan sering digunakan dalam campuran kopi untuk memberikan rasa yang kompleks.

    Kesimpulan

    Kopi decaf dibuat melalui proses khusus yang menghilangkan kafein dari biji kopi, baik dengan menggunakan pelarut kimia, air, atau CO2 superkritis. Secara tradisional, tidak ada metode yang efektif untuk membuat kopi decaf tanpa bantuan teknologi modern. Stevia, meskipun merupakan pemanis alami, tidak dapat menghilangkan kafein dari kopi. Namun, ada beberapa jenis kopi seperti Arabika, Laurina, dan Excelsa yang secara alami memiliki kadar kafein lebih rendah, sehingga bisa menjadi pilihan bagi mereka yang ingin mengurangi asupan kafein.

    Dengan semakin berkembangnya teknologi dan pengetahuan tentang kopi, pilihan untuk menikmati kopi tanpa kafein semakin beragam. Bagi pecinta kopi yang sensitif terhadap kafein, kopi decaf atau kopi dengan kadar kafein rendah bisa menjadi solusi yang tepat.

  • Grindsize Seberapa Penting? Kenapa Kopi Tidak Bisa di Ekstrak 100 Persen?

    Pengaruh Ukuran Grind dan Surface Area terhadap Ekstraksi Kopi: Mengapa Kopi Tidak Dapat Diekstrak 100%?

    Dalam dunia kopi, konsistensi ukuran grind (gilingan) dan surface area (luas permukaan) biji kopi memainkan peran penting dalam menentukan kualitas ekstraksi dan rasa akhir secangkir kopi. Artikel dari Perfect Daily Grind yang berjudul “A Guide to Coffee Grind Size, Consistency, & Flavor” (2017) menjelaskan secara mendalam bagaimana faktor-faktor ini memengaruhi proses penyeduhan kopi. Berikut adalah rangkuman dan analisis dari artikel tersebut, ditambah dengan penjelasan mengenai Total Dissolved Solids (TDS) dan alasan mengapa kopi tidak dapat diekstrak sepenuhnya.


    1. Pentingnya Ukuran Grind dan Surface Area

    Ukuran grind kopi menentukan seberapa besar surface area biji kopi yang terpapar air selama proses penyeduhan. Semakin halus grind-nya, semakin besar surface area yang terbuka, sehingga memungkinkan ekstraksi yang lebih cepat dan intens. Sebaliknya, grind yang lebih kasar memiliki surface area yang lebih kecil, yang menghasilkan ekstraksi yang lebih lambat. Pemilihan grindsize sangat bergantung terhapad : Roast Profile, Metode Seduh, Jenis Kopi dan Profil Rasa.

    • Grind Fine: Cocok untuk metode penyeduhan yang singkat seperti espresso, di mana air bersentuhan dengan kopi hanya selama 25-30 detik, metode lainnya seperti turkish, tubruk dan mokapot jga cocok untuk gilingan halus.
    • Grind Medium Fine : Cocok untuk metode penyeduhan seperti pourover dengan tipe brew imersi, kopi dengan roast profil yang light, dan jenis kopi dengan paska panen wash.
    • Grind Medium: Ideal untuk metode penyeduhan yang Pourover atau Cold Brew, di mana air bersentuhan dengan kopi selama beberapa menit.

    Konsistensi ukuran grind juga sangat penting. Jika grind tidak konsisten (ada partikel yang terlalu halus dan terlalu kasar), ekstraksi akan tidak merata, menghasilkan rasa yang tidak seimbang.


    2. Total Dissolved Solids (TDS) dalam Kopi

    Total Dissolved Solids (TDS) mengacu pada jumlah padatan yang terlarut dalam air setelah proses penyeduhan. Dalam coffee brewing control, dipaparkan bahwa kopi yang dianggap baik adalah yang memiliki tingkat kepekatan (strength) sekitar 1.15-1.55%, serta dengan ekstraksi sekitar 18-22%.

    Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mengukur Total Dissolved Solids kopi adalah kualitas air yang Anda gunakan untuk menyeduh kopi. Karena ternyata, kandungan mineral lain seperti kalsium, alkaliniti, klorin, dan sodium, pada kandungan air juga bisa memberi dampak pada rasa kopi. Tidak ada salahnya jika Anda juga perlu memperhatikan TDS pada air, demi mendapatkan segelas kopi yang berkualitas.

    Nah, ternyata, berbicara tentang kopi tidak sesederhana menuangkan air panas pada bubuk kopi, lalu kopi siap dinikmati. Kopi juga erat kaitannya dengan sains dan pengetahuan lainnya yang juga perlu diperhatikan oleh seorang barista.


    3. Mengapa Kopi Tidak Dapat Diekstrak 100%?

    Meskipun kita mungkin ingin mengekstrak semua rasa dari biji kopi, kenyataannya adalah kopi tidak dapat diekstrak 100%. Berikut beberapa alasan mengapa hal ini terjadi:

    • Komponen Kimia yang Berbeda: Biji kopi mengandung berbagai senyawa kimia, seperti asam, gula, lemak, dan senyawa aromatik. Beberapa senyawa ini larut dengan mudah dalam air, sementara yang lain tidak. Senyawa yang tidak larut, seperti selulosa dan serat, tetap tertinggal dalam ampas kopi.
    • Rasa Pahit yang Tidak Diinginkan: Jika kita mencoba mengekstrak semua senyawa dari biji kopi, hasilnya akan sangat pahit dan tidak enak. Senyawa pahit seperti tanin dan alkaloid tertentu hanya larut pada suhu yang sangat tinggi atau waktu penyeduhan yang sangat lama.
    • Batasan Fisik: Bahkan dengan grind yang sangat halus dan surface area yang besar, tidak semua partikel kopi dapat terlarut sepenuhnya karena batasan fisik dan kimia.

    Kesimpulan

    Ukuran grind dan surface area biji kopi adalah faktor kunci yang memengaruhi ekstraksi dan rasa kopi. Meskipun kita tidak dapat mengekstrak 100% dari biji kopi, memahami TDS dan batasan ekstraksi membantu kita mencapai keseimbangan rasa yang optimal. Dengan mengontrol grind size, waktu penyeduhan, dan suhu air, kita dapat menciptakan secangkir kopi yang sempurna sesuai dengan preferensi pribadi.

    Selain itu, beberapa sumber tambahan yang dapat dijadikan referensi:

    • Specialty Coffee Association (SCA): Water for Brewing Standards.
    • Barista Hustle: Coffee Extraction: What You Need to Know.
    • Books: The Physics of Filter Coffee oleh Jonathan Gagné.

  • Kopi Rancabali Soju

    Kopi Rancabali Soju

    Kopi Rancabali Soju adalah salah satu varian koleksi kami yang paling baru, kopi Jawa Barat yang tepatnya berasal dari daerah Rancabali. INGAT, kata soju disini merujuk pada penggunaan ragi yang biasa dipakai pada fermentasi minuman soju, hanya RAGInya saja.

    Kopi ini diproses dengan metode double fermentasi menggunakan ragi soju, yang memberikan karakteristik rasa buah yang unik mirip jeruk dan kompleks. Dengan ketinggian tumbuh sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut, kopi ini memiliki profil rasa yang seimbang dengan sentuhan manis dan buah-buahan seperti jeruk, berries dan jambu air.

    Kopi Rancabali Soju merupakan honey process yang sangat baik diseduh dengan metode filter, coldbrew dan espresso on the rock.

    Resep Ice Cold brew untuk kopi ini

    Berikut adalah resep dan teknik seduh cold brew yang akan menghasilkan rasa kombucha orange tea, beserta tips untuk mendapatkan hasil terbaik:

    Resep Cold Brew Sederhana

    Bahan:

    • 20 gram biji kopi kasar (medium-coarse grind)
    • 200 ml air bersih (suhu ruangan)

    Alat:

    • Grinder (jika biji kopi belum digiling)
    • Wadah besar (botol kaca atau toples dengan tutup)
    • Saringan halus (kain saring, filter kopi, atau saringan mesh halus)
    • Botol penyimpanan (untuk menyimpan cold brew setelah disaring)

    Teknik Seduh Cold Brew

    1. Giling Biji Kopi
    • Giling biji kopi dengan tingkat kekasaran medium (seperti gula pasir). Hindari menggiling terlalu halus karena dapat membuat seduhan berlumpur ketika nantinya akan disaring.
    1. Campur Kopi dan Air
    • Masukkan kopi yang sudah digiling ke dalam wadah besar.
    • Tuangkan air secara perlahan sambil diaduk agar semua kopi terendam dengan baik.
    • Pastikan semua kopi basah dan tidak ada yang mengambang di permukaan.
    1. Tutup dan Simpan
    • Tutup wadah dengan rapat dan simpan di suhu ruangan atau di kulkas selama 12-24 jam. Semakin lama akan semakin kental dari manis.
    • Jika disimpan di kulkas, waktu seduh bisa lebih lama (18-24 jam) karena suhu dingin memperlambat ekstraksi.
    1. Saring
    • Setelah waktu seduh selesai, saring campuran kopi dan air menggunakan saringan halus atau kain saring.
    • Pastikan semua ampas kopi tersaring dengan baik untuk mendapatkan cold brew yang jernih.
    1. Simpan dan Nikmati
    • Tuangkan cold brew ke dalam botol penyimpanan dan simpan di kulkas.
    • Cold brew bisa bertahan hingga 1-2 minggu jika disimpan dengan benar.

    Tips Seduh Cold Brew

    1. Rasio Kopi dan Air
    • Rasio standar adalah 1:10 (100 gram kopi untuk 1 liter air). Jika ingin lebih kuat, gunakan rasio 1:8, atau jika ingin lebih ringan, gunakan rasio 1:12.
    1. Kualitas Air
    • Gunakan air bersih dengan kualitas baik, karena 98% cold brew adalah air. Air yang tidak berbau dan tidak mengandung klorin adalah pilihan terbaik, carilah tds kisaran 20-90 ppm.
    1. Waktu Seduh
    • Waktu seduh ideal adalah 12-24 jam. Jika terlalu lama, cold brew bisa menjadi terlalu pahit. Jika terlalu cepat, rasanya mungkin kurang diekstraksi dengan baik.
    1. Penyimpanan
    • Simpan cold brew di kulkas untuk menjaga kesegarannya. Gunakan botol kedap udara untuk menghindari kontaminasi.
    1. Variasi Rasa
    • Tambahkan orange sunkist dalam seduhan untuk memberikan sentuhan rasa yang unik.
    • Setelah disaring, cold brew juga bisa diberikan es batu untuk menjaga kestabilan suhunya.

    Dengan teknik dan tips di atas, Anda bisa menikmati cold brew yang smooth, rendah asam, dan penuh rasa. Selamat mencoba!

0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop