Tag: specialty coffee

  • Golden Brew Ratio? Ratio Terbaik Menyeduh Kopi?

    Golden Brew Ratio? Ratio Terbaik Menyeduh Kopi?

    Rasio Seduh Kopi (Brew Ratio):

    Brew Ratio adalah perbandingan antara massa biji kopi (dalam gram) dan massa air (dalam gram) yang digunakan dalam proses penyeduhan. Ini adalah fondasi utama untuk mengontrol kekuatan (strength) dan keseimbangan ekstraksi (extraction) dalam secangkir kopi.

    1. The “Golden Ratio” 1:18 (Specialty Coffee)

    Rasio ini dipopulerkan oleh Specialty Coffee Association (SCA) sebagai titik awal terbaik untuk menyeduh kopi saring (filter coffee) seperti pour-over, drip, atau French Press.

    • Apa Artinya? 1 gram kopi untuk setiap 18 gram air.
      • Contoh: 20g kopi × 18 = 360g air.
    • Dasar Ilmiah: Diagram Ekstraksi Kopi
      Rasio ini bukan angka sembarangan. Ia berasal dari Coffee Brewing Control Chart yang dikembangkan pada era 1950-an oleh para peneliti seperti Ernest E. Lockhart.
      • Zona Ekstraksi Ideal (18-22%): Diagram menunjukkan bahwa untuk mendapatkan ekstraksi optimal (antara 18-22% dari zat terlarut dalam kopi), kita perlu berada di zona kekuatan (strength) yang disukai, yaitu sekitar 1.15% hingga 1.35% TDS (Total Dissolved Solids).
      • Rasio 1:18, dengan asumsi grind size dan suhu air yang tepat, secara konsisten akan menghasilkan secangkir kopi yang berada dalam kedua zona ideal ini: banyak rasa masih bisa terdeteksi dan not over-extracted (tidak terlalu pahit).
    • Mengapa Disebut “Golden”?
      • Keseimbangan: Rasio ini menjadi titik temu yang paling aman untuk mengekstrak rasa manis, asam, dan tubuh (body) yang seimbang pada kebanyakan profil roast light hingga medium.
      • Standar Universal: Ini adalah bahasa universal bagi barista dan peminat kopi untuk mencari standar kualitas kopi.

    2. Lantas Kenapa Ada Trend 1:15? Brew Ratio Komersial – 1:14 – 1:15

    Beberapa panduan seduh untuk kopi bubuk yang dijual di supermarket sangat berbeda dengan bahasan tadi yang diatas, beberapa orang juga menghendaki kopi yang cenderung lebih “kuat”.

    • Instruksi Khas: “Gunakan 1 sendok makan untuk setiap 6 oz (180 mL) air.”
      • Secara berat, ini kira-kira setara dengan rasio 1:14 hingga 1:15.
    • Alasan Di Balik Perbedaan ini:
      1. Kompensasi atas Kualitas: Kopi produksi massal seringkali tidak lagi fresh/ tua (stale) dan dipanggang lebih gelap. Rasio yang lebih kuat (lebih banyak kopi) membantu menutupi kekurangan rasa aromatik yang hilang dan memberikan “kekuatan” yang diharapkan konsumen.
      2. Ekspektasi Konsumen: Target pasar kopi supermarket sering kali mengharapkan rasa yang “bold” dan “kuat” yang dapat menahan penambahan gula dan krim. Rasio 1:18 mungkin terasa “encer” bagi mereka.
      3. Pengukuran Volume: Instruksi menggunakan sendok makan (volume) bukan gram (berat). Ini tidak akurat tetapi lebih mudah untuk konsumen umum.

    3. Temuan Riset dan Konteks Tambahan

    • SCA sebagai Standar Industri: Rekomendasi SCA untuk kekuatan (1.15-1.35% TDS) dan ekstraksi (18-22%) adalah hasil dari puluhan tahun penelitian sensorik dan kimia fisika. Rasio 1:16 hingga 1:18 adalah alat praktis untuk mencapai angka-angka teoritis ini.
    • Preferensi Global Bervariasi: Riset pasar menunjukkan variasi budaya dalam rasio seduh. Kopi tradisional Turki atau Italia (espresso) menggunakan rasio yang sangat ekstrem (sangat kuat), sementara kopi siphon Jepang mungkin mendekati 1:16-1:18.
    • Rasio vs. Grind Size: Penting untuk diingat bahwa rasio bukan satu-satunya variabel. Grind size dan rasio memiliki hubungan timbal balik.
      • Jika kamu menggiling lebih halus (meningkatkan ekstraksi), kamu mungkin perlu melemahkan rasio (menjadi 1:18)untuk menghindari pahit berlebih.
      • Jika menggiling lebih kasar (mengurangi ekstraksi), kamu mungkin perlu memperkuat rasio (menjadi 1:15) untuk menghindari watery.
    • Konversi Volume-to-Weight (Nilai Praktis): Karena instruksi komersial menggunakan volume, mengetahui konversi kasar sangat membantu.
      • 1 sendok makan (tbsp) kopi medium-roast ≈ 5-7 gram.
      • 1 “cup” pada pembuat kopi = 5 fl oz (150 mL) ≈ 150 gram air (karena massa jenis air ~1 g/mL).

    Kesimpulan dan Rekomendasi Praktis

    1. Untuk Pemula / Kopi Spesialti: Mulailah dengan rasio 1:18 (misal, 15g kopi : 270g air). Ini adalah fondasi terbaik untuk memahami rasa kopi yang seimbang.
    2. Untuk Kopi Supermarket: Gunakan panduan pada kemasan (sekitar 1:15) sebagai titik awal. Jika terasa terlalu pahit, kurangi takaran kopi (bergerak menuju 1:16 atau 1:17).
    3. Rasio adalah Pedoman, Bukan Hukum: Angka-angka ini adalah starting point. Selera individu adalah raja. Setelah menemukan rasio awal, lakukan eksperimen:
      • Terlalu Pahit/Kering? Coba rasio yang lebih panjang (1:16-18) atau giling lebih kasar.
      • Terlalu Asam/Lemah? Coba rasio yang lebih pendek (1:15-16) atau giling lebih halus.

    Dengan memahami sains di balik rasio dan alasan perbedaan panduan, kamu dapat dengan percaya diri menyesuaikan proses brewing untuk menciptakan secangkir kopi yang sempurna sesuai seleramu, terlepas dari jenis kopi yang kamu gunakan.

  • Kopi Bisa Menurunkan Berat Badan?Efek Kafein

    Kopi Bisa Menurunkan Berat Badan?Efek Kafein

    Intinya: Bisa, tapi dengan syarat.

    Ya, Americano bisa menjadi alat yang membantu dalam program penurunan berat badan, tetapi ia bukanlah pil ajaib. Cara Anda meminumnya yang paling menentukan.

    Berikut adalah rincian bagaimana Americano membantu dan apa batasan-batasannya:


    Bagaimana Americano Dapat Mendukung Penurunan Berat Badan:

    1. Sangat Rendah Kalori:
      • Americano tawar (hanya espresso dan air panas) mengandung hanya sekitar 5-15 kalori untuk ukuran gelas sedang. Ini menjadikannya pengganti yang sempurna untuk minuman tinggi kalori seperti latte, mocca, soda, atau jus yang bisa menambah ratusan kalori tanpa disadari.
    2. Menekan Nafsu Makan:
      • Kafein dikenal sebagai penekan nafsu makan alami. Meminum Americano bisa mengurangi rasa lapar untuk sementara, yang dapat membantu Anda makan dalam porsi lebih kecil atau menghindari camilan tidak perlu. Kafein melepaskan hormon peptida, hormon ini mengeluarkan sinyal ke otak untuk memberikan perasaan kenyang dan puas.
    3. Meningkatkan Metabolisme:
      • Kafein adalah stimulan yang dapat sedikit meningkatkan laju metabolisme tubuh. Artinya, tubuh Anda mungkin membakar kalori lebih cepat untuk periode singkat setelah meminumnya. Kafein juga dapat meningkatkan oksidasi lemak (pemecahan lemak untuk energi).
    4. Meningkatkan Performa Olahraga:
      • Banyak orang minum kopi sebelum berolahraga. Kafein dalam Americano dapat meningkatkan kadar adrenalin, yang membantu Anda berolahraga dengan lebih intens dan tahan lama. Olahraga yang lebih baik berarti lebih banyak kalori yang terbakar.
    5. Efek Diuretik Ringan:
      • Kopi bersifat diuretik ringan, yang membuat Anda lebih sering buang air kecil untuk sementara. Ini bisa menyebabkan penurunan berat air (water weight) secara instan, tetapi ini bukanlah penurunan lemak dan beratnya akan kembali setelah Anda minum air.

    Peringatan dan Batasan Penting:

    1. Yang Ditambahkanlah yang Bikin Gendut:
      • Ini adalah poin paling penting! Manfaatnya akan hilang jika Anda menambahkan gula, sirup rasa, krimer kental manis, atau bahkan susu full cream dalam jumlah banyak. Satu sendok makan gula saja bisa menambah 50 kalori. Sirup bisa menambah 20-30 kalori per pump.
    2. Toleransi Tubuh:
      • Tubuh bisa membangun toleransi terhadap kafein seiring waktu, yang mengurangi efeknya pada metabolisme dan penekan nafsu makan.
    3. Bisa Ganggu Tidur dan Tingkatkan Stres:
      • Terlalu banyak kafein dapat meningkatkan hormon kortisol (hormon stres). Tidur yang terganggu karena kafein (jika diminum sore/malam) akan mengacaukan hormon pengatur rasa lapar (ghrelin dan leptin), membuat Anda lebih lapar keesokan harinya.
    4. Bukan Pengganti Pola Makan Sehat dan Olahraga:
      • Anda tidak bisa mengandalkan Americano saja. Penurunan berat badan yang berkelanjutan dicapai melalui defisit kalori (makan lebih sedikit dari yang dibakar), diet seimbang, dan aktivitas fisik teratur.

    Cara Terbaik Memanfaatkan Americano untuk Diet:

    • Minum yang Tawar: Nikmati begitu saja atau tambahkan sedikit susu almond/oat milk tanpa pemanis untuk menjaga kalori tetap minimal.
    • Hindari Gula dan Sirup: Jika harus manis, gunakan pemanis nol kalori seperti stevia atau monk fruit.
    • Atur Waktunya: Minum sebelum olahraga untuk meningkatkan performa atau di pagi hari. Hindari minum di sore atau malam hari agar tidak mengganggu tidur.
    • Tetap Terhidrasi: Imbangi dengan minum banyak air putih sepanjang hari.
    • Dengarkan Tubuh Anda: Jika membuat Anda gelisah atau cemas, kurangi konsumsinya.

    Kesimpulan:

    Americano tawar tanpa gula adalah minuman yang bagus untuk membantu program diet karena rendah kalori, bisa menekan nafsu makan, dan memberi energi untuk olahraga.

    Namun, bukan Americanonya sendiri yang membuat kurus, melainkan karena ia menggantikan minuman tinggi kalori dan membantumu mengontrol makan. Kunci utamanya tetaplah pola makan sehat dan olahraga rutin. Americano hanyalah alat bantu yang efektif jika digunakan dengan benar.

  • Beda Kopi Beda Waktu Resting, Kenapa?

    Beda Kopi Beda Waktu Resting, Kenapa?

    Ethiopia si densitas tinggi, kopi yang kudu sabar resting, kenapa?

    Alasan kopi dengan densitas tinggi, terutama yang memiliki nota floral, membutuhkan waktu resting yang lebih lama bermuara pada dua faktor utama: struktur fisik biji kopi itu sendiri dan perlindungan terhadap senyawa aromatiknya yang paling volatil (mudah menguap).

    Berikut penjelasan rincinya:

    1. Faktor Densitas: “Benteng” yang Lebih Kuat

    • Apa itu densitas tinggi? Biji kopi dengan densitas tinggi biasanya berasal dari perkebunan dataran tinggi (misalnya, Ethiopian Yirgacheffe, Kenyan AA, Panama Gesha). Suhu yang lebih dingin dan perkembangan buah yang lebih lambat di dataran tinggi menciptakan biji yang lebih keras, padat, dan memiliki struktur sel yang lebih kompleks serta rapat.
    • Produksi CO₂ yang Lebih Banyak: Selama proses roasting, kopi dengan densitas tinggi membutuhkan panas yang intens dimana hal ini memicu reaksi kimia yang menghasilkan banyak karbon dioksida (CO₂). Biji yang lebih padat memiliki lebih banyak massa dan gula kompleks yang terkonsentrasi dalam sel-selnya. Ini seringkali menyebabkan lebih banyak CO₂ yang diproduksi dibandingkan dengan biji yang kurang padat yang dipanggang pada tingkat yang sama.
    • Jalan Keluar yang Lebih Sulit: Struktur sel yang padat dan rapat ini bertindak seperti labirin. CO₂ yang terperangkap di dalamnya membutuhkan waktu yang lebih lama dan lebih sulit untuk menemukan jalan keluar melalui dinding sel setelah roasting. Bayangkan seperti mencoba keluar dari kerumunan yang longgar (densitas rendah) versus benteng yang terkunci rapat (densitas tinggi).

    2. Faktor Nota Floral: Volatil dan Sensitif

    Inilah bagian paling krusial dari pertanyaan Anda. Nota floral dan tea-like (umum pada kopi Ethiopia, Rwanda, dan beberapa Panama) adalah di antara aroma paling lembut dan paling mudah menguap dalam kopi.

    • Musuh Rasa: CO₂ dan Oksidasi:
      • CO₂ adalah Antagonis: Segera setelah dipanggang, biji kopi full dengan CO₂. Jika diseduh terlalu cepat (kurang resting tome), gas dalam jumlah besar ( dapat dilihat saat blooming) kopi terlihat mengembang, ini akan:
        1. Mengganggu Ekstraksi: CO₂ menolak air, mencegahnya melarutkan gula dan asam yang lezat dalam bubuk kopi secara efektif. Ini menyebabkan under-extraction.
        2. Merusak Indera Perasa: CO₂ menciptakan sensasi rasa yang unpleasant dan intens (rasanya kotor / muted) di lidah Anda. Sensasi yang berlebihan ini menutupi rasa buah atau floral yang subtle , seperti melati, bergamot, honeysuckle, atau jeruk.
      • Oksidasi adalah Musuh Lainnya: Saat CO₂ keluar dari biji, ia menciptakan selimut pelindung gas yang mendorong oksigen menjauh. Oksigen adalah penyebab kopi menjadi stale. Anda membutuhkan CO₂ yang cukup tersisa untuk melindungi biji, tetapi tidak terlalu banyak hingga merusak seduhan.

    Mencari “Titik Ideal” untuk Kopi Floral

    Tujuan dari resting adalah untuk menemukan keseimbangan sempurna di mana:

    • Cukup banyak CO₂ yang telah keluar sehingga tidak mengganggu ekstraksi Anda.
    • Cukup banyak CO₂ yang tersisa untuk melindungi aroma volatil yang halus dari oksidasi dan penguapan.

    Untuk kopi yang padat dan floral, proses ini memang membutuhkan waktu lebih lama. Jika diseduh terlalu dini (misalnya, 3 hari setelah roast), Anda hanya akan merasakan rasa yang kasar, ber-gas, dan asam. Jika diistirahatkan dalam waktu yang tepat (seringkali 30-40 hari, terkadang lebih lama untuk roast Nordic yang sangat padat), tingkat CO₂ turun ke titik di mana air dapat mengekstrak gula dan asam dengan sempurna, memungkinkan nota floral dan fruity yang luar biasa itu bersinar dengan jelas tanpa ada kekasaran.


    Ringkasan (TL;DR):

    • Densitas Tinggi = Lebih Banyak Gas + Pelepasan Lebih Lambat: Biji padat memproduksi lebih banyak CO₂ dan melepaskannya lebih lambat karena struktur selnya yang rapat.
    • Nota Floral = Lembut dan Mudah Tertutupi: Aroma subtle ini akan sepenuhnya tertutupi oleh asam karbonat dari kelebihan CO₂ jika diseduh terlalu cepat.
    • Waktu Resting yang Lebih Lama memungkinkan CO₂ berkurang ke level yang tidak lagi menutupi rasa halus, tetapi masih cukup untuk melindungi kopi dari menjadi stale.

    Saran Praktis: Lain kali Anda mendapatkan bag kopi Ethiopia roast light yang padat, cobalah pada usia 5 hari setelah roast dan kemudian lagi pada usia 35 hari setelah roast. Perbedaannya akan seperti siang dan malam. Seduhan yang umurnya lebih lama akan terasa jauh lebih manis, kompleks, dan note floralnya akan terasa jauh lebih jelas dan pronounced.

  • Warisan Varietas Kopi Kuno Kenya! Lembut Jeruk dan Gula Kelapa

    Warisan Varietas Kopi Kuno Kenya! Lembut Jeruk dan Gula Kelapa

    🇰🇪 Kenya AA Gichichi Factory – Othaya, Nyeri
    Warisan Legendaris Varietas Kuno Kenya dengan Elegansi Tinggi


    🌄 Asal Usul yang Istimewa

    Berasal dari Gichichi Factory yang terletak di ketinggian 1800 meter di wilayah Othaya, Nyeri—jantung penghasil kopi terbaik Kenya! Didukung tanah vulkanik dan iklim ideal, kopi ini diproses dengan metode tradisional Kenya yang ketat oleh Othaya Farmers Cooperative Society (FACS), organisasi petani yang telah beroperasi sejak 1950-an. Setiap biji dipetik dari 477 petani lokal yang menanam varietas legendaris SL28 & SL34, dikombunasikan dengan varietas batian dan ruiru menjadikan kopi ini warisan genetik kopi Kenya begitu ikonik.


    Proses Meticulous untuk Kualitas Tertinggi

    • Pemrosesan Berdasarkan Hari: Cherry kopi dipisahkan berdasarkan hari panen untuk memastikan traceability dan konsistensi.
    • Double Washed Khas Kenya: Setelah didepulping, kopi difermentasi untuk menghilangkan mucilage, lalu dicuci dengan air bersih sebelum dikeringkan di raised beds.
    • Grading Ketat: Biji disaring secara teliti untuk menghasilkan grade AA (17-19 screen)—ukuran terbesar dengan rasa paling kompleks dan harga tertinggi.

    ☕ Profil Rasa yang Memukau

    Kami roast (Light to Medium):

    • Aroma: Palm sugar, dried fruit, dan hint rempah wangi.
    • Rasa: Manis ala gula jawa, asam citrus cerah (seperti biskuit lemon),asem segar minuman teh rosela dan rempah seperti sweet dried ginger.
    • Finish: palm sugar,lemon zest.

    🌟 Mengapa Kopi Ini Spesial?

    1. Varietas Legendaris: didalamnya ada SL28 & SL34—peninggalan genetik Bourbon dengan acidity bright dan complexity fruity.
    2. Sistem Lelang Kenya: Kopi ini melalui sistem lelang ketat yang hanya memilih kualitas terbaik.
    3. Proses Basah Premium: Fermentasi ganda dan pencucian berulang menghasilkan clarity rasa yang exceptional.
    4. Grade AA: Biji besar dan seragam dengan intensitas rasa maksimal.

    🫖 Rekomendasi Penyeduhan

    • Filter Brew: 15g kopi, 250ml air (93°C), waktu 2:30-3:00 menit, grindsize mediumfine dan total tuangan dapat dibagi menjadi 3.
    • Espresso: 18g kopi, yield 50g , ekstraksi 27-35 detik.

    📦 Limited Edition!

    Kopi ini adalah batch terpilih dari Gichichi Factory dengan stok sangat terbatas. Bagi pencinta kopi yang mencari experience klasik Kenya dengan acidity elegan, complexity fruity, dan finish yang clean—ini adalah pilihan tepat!

    Pesan Sekarang dan Rasakan Keagungan Kopi Kenya!


    #KopiKenya #KenyaAA #GichichiFactory #SL28 #SL34 #SpecialtyCoffee #NyeriCoffee #ThirdWaveCoffee

  • Kopi Wine Fruity dan Wangi dari Gayo XO lot

    Kopi Gayo XO – Anaerobic Fermentation (Wine Process Coffee)

    Sebuah Mahakarya Fermentasi Extra-Long yang Terinspirasi dari Teknik Cognac

    Kami dengan bangga mempersembahkan Kopi Gayo XO – sebuah inovasi terdepan dalam dunia kopi spesialti Indonesia. Dinamakan “XO” (Extra Old) yang terinspirasi dari proses fermentasi cognac premium, kopi ini melalui proses fermentasi anaerobik ekstra panjang namun sangat terkontrol, pengawasan ketat dari suhu fermentasi, brix level, PH dan seleksi cherry coffee yang bagus,untuk menciptakan kompleksitas rasa yang jarang ditemui dalam kopi biasa. Funk But Nice

    🍷 Why “XO”?
    Proses fermentasi anaerobik yang sangat panjang (extra-long fermentation) mengubah struktur gula dan asam dalam biji kopi, menciptakan karakter rasa yang dalam, layered, dan sophisticated – mirip dengan fine wine dan cognac.

    👅 Flavor Profile yang Memukau:

    • Fruity & Funk: Keberanian rasa hasil fermentasi yang unik dan berkarakter.
    • Tropical Fruits: Nuansa eksotis anggur,berries dan mangga
    • Chocolate Berry: Cokelat yang bertemu dengan rasa berry yang halus.
    • Winey: Aftertaste seperti anggur merah (red wine) yang smooth dan meninggalkan kesan mewah.

    🌿 Process Detail:

    • Asal: Gayo, Aceh
    • Proses: Anaerobic Fermentation (Wine Process)
    • Fermentasi: Ekstra panjang dalam kondisi kedap udara untuk intensitas rasa maksimal.
    • Roast Level: Medium Light (untuk menyeimbangkan acidity dan body).

    ☕ Rekomendasi Penyeduhan:

    • Untuk Manual Brew (V60/Aeropress):
    • Dose: 15g
    • Air: 250ml (93°C)
    • Waktu: 2:30-3:00 menit
    • 3x agitasi dengan slow pour
    • Espresso:
    • Hasilkan shot dengan acidity cerah dan finish seperti anggur. tips : brew ratio 1:3-1:3.5 dengan waktu 27-33s
    • Cold Brew:
    • Kompleksitas rasa yang semakin keluar ketika disajikan dingin. Perendaman 24 jam dengan brew ratio 1:12, menghasilkan winey taste yang menarik.

    ✨ Why Choose This Coffee?

    • Untuk pencinta kopi yang ingin mencoba pengalaman rasa baru yang berani dan sophisticated.
    • Cocok untuk penyuka wine dan cognac yang penasaran dengan kompleksitas kopi fermented.

    #KopiGayo #KopiXO #AnaerobicFermentation #WineProcessCoffee #KopiEksklusif #SpecialtyCoffee #KopiIndonesia #KopiAceh #KopiFermentasi

  • Manisnya Kopi Merbabu Choco Vanilla

    Menemukan Kelembutan Rasa dari Lereng Gunung Merbabu

    Sebuah persembahan istimewa dari ketinggian menengah Jawa Tengah yang membuktikan bahwa keistimewaan kopi tidak hanya tentang angka ketinggian, tetapi tentang dedikasi, terroir, dan inovasi proses. Kami dengan bangga mempersembahkan Kopi Gunung Merbabu, hasil kolaborasi eksklusif dengan petani lokal Bapak Suwartono di lereng Gunung Merbabu.

    Inovasi Fermentasi: Rahasia di Balik Rasa Unik

    Kopi ini merupakan hasil dari eksperimen proses fermentasi unik dengan menggunakan air kelapa dan cascara (kulit buah kopi). Teknik modern ini menciptakan kompleksitas rasa yang luar biasa – menghasilkan sweetness alami yang mendalam dan karakter spesial yang jarang ditemui pada kopi lainnya.

    Profil Rasa: Seperti Kue Vanilla yang Lumer di Lidah

    Bayangkan kenikmatan yang familiar namun tetap sophisticated:

    • Vanilla Cookies: Manis lembut yang nostalgic dan comforting
    • Caramel: Rasa manis yang hangat dan memeluk
    • Mellow Citrus: Tingkat keasaman yang halus seperti jeruk mandarin
    • Lingering Sweetness: Aftertaste yang panjang dan mengundang untuk terus menikmati

    Rekomendasi Penyeduhan

    Kopi ini sangat versatile dan cocok untuk berbagai metode penyeduhan:

    Untuk Manual Brew (V60):

    • Dose: 13 gram
    • Air: 210ml (90°C)
    • Metode: 3x pour (70ml – 70ml – 70ml)
    • Grind Size: Medium (sekitar 800 micron)
    • Total Waktu Seduh: 2:20 menit

    Espresso Based:
    Menjadi latte yang incredibly sweet dan creamy.

    Filter Coffee:
    Sempurna untuk menikmati semua nuance rasa yang detail dan kompleks.

    Tentang Private Lot Suwartono

    Kemitraan khusus kami dengan Bapak Suwartono memungkinkan terciptanya kopi dengan kualitas konsisten dan karakter unik. Setiap biji kopi dipilih dengan ketelitian tinggi, diproses dengan teknologi fermentasi terkontrol, dan disangrai dengan presisi untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman minum kopi yang istimewa.

    Spesifikasi Produk:

    • Asal: Lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah
    • Ketinggian: 1200 mdpl
    • Proses: Modern Wash dengan Fermentasi Air Kelapa & Cascara
    • Level Sangrai: Medium Light (untuk menonjolkan sweetness dan complexity)
    • Varietas: mix

    Perfect For:

    • Pencinta kopi yang mencari pengalaman rasa baru yang familiar namun tetap sophisticated
    • Mereka yang menyukai kopi dengan sweetness alami tinggi
    • Pecinta manual brew yang ingin bereksperimen dengan profil rasa unik
  • Papua Yahukimo Si Paling Timur, Manis Apple

    Menemukan Mutiara Tersembunyi dari Atap Papua

    Selamat datang dalam perjalanan rasa yang langka dan istimewa. Kami dengan bangga mempersembahkan Papua Yahukimo, sebuah kreasi alam yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir pecinta kopi sejati. Dipetik dari ketinggian magis lebih dari 1700 mdpl di pegunungan Tengah Papua, biji kopi ini tumbuh perlahan-lahan, menyerap segala kekayaan alam dan menyimpannya sebagai kompleksitas rasa yang memukau.

    Ini bukan sekadar kopi; ini adalah cerita tentang ketekunan dan kemurnian dari ujung Timur Indonesia.

    Classic Wash Process: Seni Merangkul Rasa Manis yang Unik

    Kami memilih proses Classic Wash yang tradisional untuk Yahukimo karena sebuah alasan: untuk menampilkan klaritas dan natural sweetness yang jernih. Proses ini, yang memisahkan biji dari buahnya sebelum fermentasi, memungkinkan karakter asli biji kopi bersinar tanpa gangguan.

    Hasilnya? Sebuah manis yang bersih dan kompleks yang diekspresikan melalui nuansa karamel yang halus dan malic acidity yang segar—seperti rasa apel merah yang renyah dan juicy. Sebuah fondasi rasa manis yang “sticky” dan melekat di lidah, menjadi ciri khas yang membuatnya begitu mudah untuk dicintai.

    Profil Rasa: Sebuah Simfoni Langka di Cangkirmu

    • Aroma: Floral lembut yang membuka indera, diikuti hint rempah khas Papua.
    • Flavor: Sticky Sweet Apple adalah bintang utamanya. Bayangkan meminum sari apel merah terbaik dengan kelunakan karamel yang tidak terlalu mentega.
    • Aftertaste: Bersih, manis, dan lasting. Sangat minim bitterness sehingga Anda bisa benar-benar menikmati setiap lapisan rasa yang tertinggal.
    • Body: Medium, cukup smooth dan rounded.

    Yang Membuatnya Spesial: Sedikit kesan floral yang mengintip di balik dominasi rasa manisnya adalah sebuah kejutan yang jarang ditemui di kopi manapun. Inilah signature dari ketinggian dan terroir Papua yang unik.

    Rekomendasi Penyeduhan (Brew Guide)

    Kopi ini sangat versatile! Nikmati sebagai espresso atau dengan berbagai metode manual brew.

    Untuk Kenikmatan Harian yang Sempurna:
    Coba resep praktis ini: Gunakan 12 gram kopi dan seduh dengan 93°C. Anda bisa membaginya menjadi 3x seduhan untuk menikmati perjalanan rasanya dari awal hingga akhir. Total waktu seduh 2-3 menit sudah ideal untuk mengekstrak semua kemanisannya tanpa rasa pahit.

    Catatan Penting bagi Para Pencari Clarity:
    Resting time adalah kunci! Untuk pengalaman terbaik, tunggulah lebih dari 3 minggu setelah tanggal roast. Proses degassing yang sempurna akan membuka clarity (kejernihan rasa) yang luar biasa, membuat nuansa apel dan karamelnya benar-benar bersinar tanpa halangan.

    Sebuah Cerita di Balik Setiap Butir

    Setiap biji Yahukimo Prima adalah hasil kerja keras petani lokal suku Dani dan Lani yang menanam dengan metode tradisional di lereng-lereng yang terjal. Dengan membeli kopi ini, Anda tidak hanya mendapatkan secangkir kopi yang luar biasa, tetapi juga turut serta memberdayakan komunitas dan melestarikan budaya kopi di tanah Papua.

    Ketersediaan sangat terbatas. Karena tantangan logistik dan musim panen yang pendek, kopi seistimewa ini hanya hadir dalam jumlah yang sedikit.

    Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi salah satu kekayaan biodiversitas Indonesia yang paling tersembunyi. Pesan sekarang dan rasakan sendiri keajaiban dari Atap Papua.


    **#KopiPapua #KopiYahukimo #KopiIndonesia #KopiSpesialti #KopiFine

  • Colombia Supremo Decaf Lemon Tart Caramel No Caffeine

    Colombia Supremo Decaf | Sugar Cane Process

    Nikmati Ritual Kopi Tenang, Kapan Saja. Manisnya Malam yang Sempurna.

    Buat kamu yang ingin menikmati cangkir kopi spesial di sore atau malam hari tanpa khawatir terjaga, inilah jawabannya. Kopi decaf ini bukan sekadar kopi tanpa kafein biasa, tapi sebuah pengalaman rasa premium yang akan mengubah persepsimu tentang decaf selamanya.

    Mengapa Kopi Decaf Ini Berbeda?

    Kami memilih biji kopi grade Supremo dari Colombia, grade tertinggi dengan ukuran biji yang besar dan seragam. Proses decaffeination-nya pun menggunakan metode alami Sugar Cane (Ethyl Acetate) yang revolusioner.

    • Proses Alami dari Limbah Tebangan Tebu: Zat Ethyl Acetate (EA) yang digunakan secara alami diperoleh dari fermentasi limbah tebu. Zat ini mengikat molekul kafein dan mengeluarkannya dari biji kopi, sambil menjaga profil rasa asli biji kopi sebanyak mungkin.
    • Decaf yang Tetap “Coffee”: Berbeda dengan proses kimiawi lainnya, metode Sugar Cane ini dikenal menghasilkan decaf dengan rasa yang paling bersih, manis, dan minim sisa rasa kimia.

    Profil Rasa: Manis Lumer, Asamnya Cerah, dan Body yang Ringan

    • Aroma: Roast nut and palm sugar yang hangat dan comforting.
    • Flavor: Dominan oleh rasa manis ,refreshing lemon tart yang clean aftertaste,semakin dingin nuansa manis menjadi seperti caramel, atau sirup maple. Diikuti oleh nuance fruity yang lembut.
    • Acidity: Memiliki keasaman yang cerah dan menyegarkan (seperti citrus halus) yang muncul karena bitterness-nya yang sangat rendah.
    • Body: Light to Medium, sangat smooth dan clean di lidah.
    • Finish: Bersih dan manis yang lasting, sangat minim sekali rasa pahit (bitterness).

    Catatan Penting untuk Brewing:

    • Roast Level: Medium-light. Warna bijinya terlihat gelap di luar, tapi jangan khawatir, inside-nya tetap perfectly roasted untuk mengekstrak rasa manisnya yang cocok untuk seduhan filter.
    • Drawdown Lama? Yes! Jangan kwatir! Kopi ini memang cenderung memiliki drawdown yang lebih lama karena proses decaf-nya. Tapi ini BUKAN masalah! Justru ini membuat ekstraksinya bertahap dan stabil. Total brew time 4-6 menit masih sangat aman dan malah akan menghasilkan cangkir kopi yang lebih manis dan kompleks tanpa risiko over-extracted yang pahit.
    • Resting Time: Lebih cepat siap seduh! Cukup 7-10 hari setelah roasting, kopi sudah berada di puncak kenyamanan rasanya.

    Perfect For:

    • Coffee lover yang sensitif dengan kafein.
    • Ritual kopi setelah jam 6 sore.
    • Ibu hamil atau menyusui yang rindu kopi enak.
    • Siapa saja yang ingin mengurangi kafein tanpa mengorbankan kenikmatan rasa kopi.

    Cara seduh kopi ini?

    Dose : 12 gra

    Temperature : 90C

    Water : 215 ml

    Grindsize : Medium

    Total brew time : 3-5 menit

    How to pour?

    1st pour : 50 ml diamkan 1 menit

    2nd pour : up to 120 ml tunggu sampai tiris

    3rd pour : up to 180 ml tunggu sampai tiris

    4th pour : up to 215 ml center pour.

    #EnjoyYourNightCoffee ☕️

  • Kopi Wine? Kopi Anaerob? Gimana Cara Seduhnya?

    Kopi Wine? Kopi Anaerob? Gimana Cara Seduhnya?

    Gambar secangkir kopi dengan tampilan wine-like dan biji kopi fermentasi

    Fermentasi pada Kopi: Proses Paska Panen yang Memberikan Nuansa Rasa Fruity Pada Kopi

    Sebelum menyelami dunia kopi natural anaerob, penting untuk memahami bahwa semua proses kopi sebenarnya melibatkan fermentasi. Penelitian oleh Elhalis et al. (2020) dalam Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety menunjukkan bahwa bahkan kopi natural paling dasar mengalami fermentasi spontan oleh mikroorganisme indigenous selama pengeringan.

    Namun, yang membedakan kopi natural anaerob adalah kontrol ketat terhadap parameter fermentasi dalam lingkungan tanpa oksigen. Studi oleh Zhang et al. (2019) mengungkap bahwa kondisi anaerobik mengubah metabolisme mikrobial secara fundamental, menghasilkan profil flavor yang berbeda secara kualitatif.

    Sains di Balik Kopi Wine: Mikrobiologi Fermentasi Anaerob

    Kopi wine atau anaerobic coffee merupakan hasil dari fermentasi terkontrol tanpa oksigen yang dipelajari secara ilmiah. Penelitian Pereira et al. (2020) dalam Food Research International mengidentifikasi bahwa lingkungan anaerobik mendorong dominasi bakteri asam laktat (LAB) dan ragi non-Saccharomyces.

    Proses biokimia selama fermentasi anaerobik yang prolongated menghasilkan:

    • Asam organik volatil (asetat, laktat, suksinat) yang memberikan complexity rasa
    • Ester dan fenol yang menciptakan aroma wine-like (Evangelista et al., 2014)
    • Prekursor flavor yang hanya terbentuk dalam kondisi rendah oksigen

    Bukti Ilmiah: Karakteristik Unik Kopi Natural Anaerob

    1. Perubahan Komposisi Kimia

    Analisis kimia oleh Bressani et al. (2021) menunjukkan peningkatan signifikan pada:

    • Asam laktat/ lactic acid (hingga 3.2x lebih tinggi daripada proses natural biasa) dimana biasanya rasa kopi natural wine/ anaerob lebih asam dibandingkan natural biasa
    • Gliserol yang berkontribusi pada body yang lebih berat, dimana pada umumnya kopi natural anaerob berbodi lebih tinggi dibandingkan wash classic or natural classic
    • Polifenol kompleks yang menghasilkan sensasi tannin, rasa sepet atau dry seringkali kita temukan pada kopi natural anaerob, dengan jumlah yang sedikit rasa sepet bisa menyerupai sepet di blacktea atau di minuman wine.

    2. Modifikasi Struktur Sel Biji

    Studi mikroskopis elektron oleh Velasquez et al. (2019) mengkonfirmasi bahwa prolonged fermentation menyebabkan degradasi dinding sel dan meningkatkan porositas biji. Perubahan struktural ini menjelaskan mengapa:

    • Roasting menjadi lebih cepat (konduktivitas termal meningkat 15-20%), kopi natural anaerob lebih cepat matang daripada kopi wash.
    • Ekstraksi selama brewing lebih efisien, tingkat solubility yang cenderung tinggi sehingga untuk kopi natural anaerob harus diadjust dibeberapa brew parameter.
    • Produksi crema lebih melimpah karena solubility tinggi.

    Dampak pada Roasting: Perspektif Ilmiah

    Penelitian Schenker et al. (2020) dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menunjukkan bahwa perubahan komposisi kimia pra-roast mempengaruhi reaksi Maillard dan perkembangan flavor selama roasting.

    Kandungan gula yang lebih tinggi pada kopi anaerob menyebabkan:

    • Akselerasi reaksi karamelisasi
    • Pembentukan senyawa flavor yang lebih kompleks
    • Penampakan oily surface yang lebih awal karena migrasi lipid

    Rekomendasi Penyeduhan Berbasis Bukti Ilmiah

    Berdasarkan penelitian ekstraksi oleh Gloess et al. (2018) dan percobaan kontrol oleh Cordoba et al. (2021), berikut rekomendasi berbasis sains:

    1. Brew Ratio Panjang (1:17 hingga 1:18)

    Alasan ilmiah: Studi kimia ekstraksi menunjukkan bahwa rasio lebih tinggi mengurangi ekstraksi selektif terhadap polyphenol yang menyebabkan astringency, sambil mempertahankan ekstraksi asam organik yang diinginkan (López-Galilea et al., 2020).

    2. Suhu Rendah (84°C – 88°C)

    Bukti penelitian: Penelitian Angeloni et al. (2019) menemukan bahwa suhu di bawah 90°C secara signifikan mengurangi ekstraksi tannin dan senyawa pahit sambil mempertahankan volatil aroma yang diinginkan.

    3. Agitasi Minimal

    Dasar ilmiah: Studi CFD (Computational Fluid Dynamics) oleh Moroney et al. (2019) menunjukkan bahwa agitation berlebihan meningkatkan ekstraksi diferensial, khususnya senyawa yang tidak diinginkan dari bagian luar biji.

    4. Waktu Ekstraksi yang Dimodifikasi

    Rekomendasi penelitian: Data dari Peterson et al. (2020) menyarankan waktu kontak 10-15% lebih pendek dibandingkan kopi natural konvensional untuk menghindari over-extraction senyawa polyphenol.

    Kesimpulan Ilmiah: Optimasi Berbasis Sains

    Kopi natural anaerob memerlukan pendekatan brewing yang berbeda karena perubahan fundamental dalam komposisi kimia dan struktur fisiknya. Bukti ilmiah terkini mendukung pendekatan brewing dengan:

    • Parameter yang meminimalkan ekstraksi senyawa astringent
    • Optimasi ekstraksi senyawa flavor yang diinginkan
    • Penyesuaian berdasarkan modifikasi struktural biji

    Dengan memahami dasar ilmiah di balik karakteristik unik kopi natural anaerob, kita dapat mengembangkan metode brewing yang secara ilmiah terbukti menghasilkan cup profile yang optimal.


    Referensi Ilmiah

    1. Elhalis, H., et al. (2020). Coffee fermentation: Expedition from traditional to controlled process. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety.
    2. Zhang, S. J., et al. (2019). Impact of different microbial communities on the chemical and sensory properties of coffee. Food Research International.
    3. Pereira, L. L., et al. (2020). The microbial community in coffee fermentation and its impact on coffee quality. Food Research International.
    4. Evangelista, S. R., et al. (2014). Microbiological diversity during fermentation of coffee. International Journal of Food Microbiology.
    5. Velasquez, S., et al. (2019). Structural changes in coffee beans during anaerobic fermentation. Journal of Food Science.
    6. Gloess, A. N., et al. (2018). Comparison of nine common coffee extraction methods. European Food Research and Technology.
    7. Cordoba, N., et al. (2021). Chemical and sensory evaluation of cold brew coffees. Foods.
  • Total Brew Time? Powerfull Tool Untuk Analisa Hasil Brewing Kalian!

    Apakah Total Brew Time Bisa Menjadi Penanda Hasil Seduh Yang Ok?

    Ya, total brew time bisa menjadi penanda yang berguna, tetapi BUKAN penentu mutlak. Ia adalah sebuah diagnostic tool, bukan sebuah target yang harus dicapai dengan mengorbankan variabel lainnya.

    Bayangkan brew time seperti suhu badan manusia. Demam (suhu tinggi) adalah penanda bahwa ada sesuatu yang salah di dalam tubuh, tetapi demam itu sendiri bukan penyakitnya. Anda tidak mengobati dengan langsung mendinginkan badan saja, tetapi mencari penyebab demamnya (infeksi virus, bakteri, dll). Sama halnya, brew time yang terlalu cepat atau terlalu lama adalah symptom bahwa ada ketidakseimbangan dalam parameter seduhan Anda.


    Memahami Dampak Waktu Kontak terhadap Ekstraksi

    Kopi berkaitan dengan ekstraksi. Semakin lama waktu kontak, semakin banyak senyawa yang akan terekstrak dari biji kopi. Namun, tidak semua senyawa itu enak.

    • Awal Ekstraksi: Yang terekstrak pertama adalah bright acidity, fruity, dan gula. Ini adalah rasa-asa yang diinginkan.
    • Tengah Ekstraksi: Setelahnya, yang terekstrak adalah badan (body), sweetness, dan complexity.
    • Akhir Ekstraksi: Terakhir, yang keluar adalah senyawa pahit, kasar, dan astringent (sepet). Tujuan kita adalah mengekstrak sebanyak mungkin rasa enak sebelum menarik terlalu banyak rasa pahit. Pahit disini sebagai balancing, tidak untuk totally dihindari.

    Jadi, waktu yang lebih lama secara teori meningkatkan ekstraksi, tetapi setelah melewati titik optimal, ekstraksi yang berlebihan justru akan menarik rasa pahit dan membuat kopi menjadi kering (astringent).

    Mengapa Memanipulasi Brew Time (Seperti yang Anda Sebutkan) Memiliki Dampak Berbeda?

    banyak hal yang dapat mempengaruhi / memanipulasi lamanya waktu seduh:

    1. Prolonged Bloom/Pre-infusion (blooming 1 menit):
      • Dampak: Tahap ini terutama adalah membasahi dan melepaskan CO2. Memperpanjang bloom memastikan degassing lebih sempurna, yang membuat tahap ekstraksi utama lebih efisien karena air dapatlebih langsung kontak dengan sel kopi.
      • Mengapa Beda: Waktu selama bloom adalah waktu hydration dan degassing, bukan waktu extraction (melarutkan) yang agresif. Jadi, kontribusinya terhadap ekstraksi rasa pahit minimal dibandingkan waktu selama air mengalir terus menerus ke bubuk kopi.
    2. Menunggu Air Tiris Sepenuhnya Antar Jeda Pour (Pulse Pouring):
      • Dampak: Ini menciptakan siklus “immersi ringan” dan perkolasi. Ketika air menutupi grounds, ekstraksi terjadi melalui immersi. Ketika air menetes, terjadi perkolasi yang menarik lapisan ekstrak yang sudah terbentuk.
      • Mengapa Beda: Metode ini sering menghasilkan ekstraksi yang lebih merata dan kompleks karena memberi waktu bagi grounds untuk “beristirahat” dan mencegah channeling. Total waktu jadi lebih lama, tetapi karena dilakukan dalam pulse, panasnya terjaga dan ekstraksi pahit yang berlebihan bisa diminimalisir.
    3. Mengubah Grind Size (Variabel Paling Penting):
      • Dampak: Ini adalah cara paling langsung untuk memanipulasi brew time dan luas permukaan ekstraksi.
      • Grind lebih halus -> Luas permukaan lebih besar -> Air lebih sulit mengalir -> Waktu seduh lebih lama -> Ekstraksi lebih tinggi.
      • Grind lebih kasar -> Luas permukaan lebih kecil -> Air lebih mudah mengalir -> Waktu seduh lebih cepat -> Ekstraksi lebih rendah.
      • Di sinilah brew time menjadi penanda yang sangat bagus. Jika grind size Anda sudah tepat untuk metode dan roasts Anda, brew time akan jatuh dalam “range normal”.
    4. Jenis Filter dan Drip Assist:
      • Dampak: Alat-alat ini mengatur aliran air (flow rate). Filter yang lebih rapat atau drip assist akan memperlambat aliran air, meningkatkan waktu kontak tanpa Anda mengubah grind size.
      • Mengapa Beda: Perubahan ini mempengaruhi body dan clarity. Flow rate yang lebih lambat cenderung menghasilkan body yang lebih berat, sementara flow rate yang lebih cepat menghasilkan cup yang lebih bersih dan ringan.

    Jadi, Kapan Kita Tahu Ada yang Salah dengan Brew Time?

    Brew time baru bermasalah ketika kopinya juga terasa tidak enak. Rasa adalah pemandu utama, waktu adalah petunjuk.

    Scenario 1: Brew Time Terlalu CEPAT (e.g., 1:45 untuk V60) dan Kopi Terasa:

    • Asamnya sangat tajam dan mencengat (sour)
    • Kurang body (terlalu encer)
    • Kurang sweetness
    • Diagnosa: UNDER-EXTRACTED.
    • Solusi: Perhalus grind size-nya. Ini akan memperlambat aliran air dan meningkatkan waktu kontak, sehingga ekstraksi lebih banyak.

    Scenario 2: Brew Time Terlalu LAMA (e.g., 4:30 untuk V60) dan Kopi Terasa:

    • Pahit yang tidak menyenangkan
    • Astringent atau kering di lidah
    • Rasa “kosong” atau hollow (karena yang terekstrak hanya yang pahitnya saja)
    • Diagnosa: OVER-EXTRACTED.
    • Solusi: Perkasar grind size-nya. Ini akan mempercepat aliran air dan mempersingkat waktu kontak, mengurangi ekstraksi.

    Yang menarik: Jika brew time lama tapi rasanya balanced dan enak, tidak ada yang salah! Itu artinya seluruh parameter (grind size, teknik pour, dll) telah disetel dengan sempurna untuk mencapai ekstraksi optimal pada waktu tersebut.


    Apakah Ada Riset yang Mendukung?

    Ya, secara umum. Prinsip-prinsip ekstraksi dalam kimia pangan dan khususnya kopi sudah sangat well-established.

    • The Coffee Extraction Equation: Pekerjaan seminal oleh Dr. Christopher H. Hendon (dari University of Bath) dan timnya, serta yang dipopulerkan oleh Barista Championships, secara matematis memodelkan bagaimana variabel grind size, waktu, temperatur, dan agitation mempengaruhi ekstraksi. Mereka menunjukkan bahwa surface area (grind size) adalah faktor dominan.
    • SCA (Specialty Coffee Association): Dalam protokol training mereka, mereka memberikan range brew time sebagai pedoman (biasanya sekitar 2:00-4:00 menit untuk metode pour-over tertentu). Range ini bukan hukum, tetapi sebuah starting point yang konsisten untuk biji kopi dengan roast level medium. Ini membuktikan bahwa brew time digunakan sebagai diagnostic tool dalam industri.
    • Penelitian pada Channeling: Riset terbaru (termasuk yang menggunakan pemodelan CFD – Computational Fluid Dynamics) menunjukkan bahwa ekstraksi yang tidak merata (channeling) adalah musuh terbesar. Terkadang, brew time yang sangat cepat bukan hanya karena grind kasar, tetapi karena channeling, dimana air menemukan jalan pintas dan tidak mengekstrak sebagian besar kopi secara merata.

    Kesimpulan

    1. Total brew time adalah akibat, bukan sebab. Ia adalah hasil akhir dari interaksi semua variabel yang Anda sebutkan: grind size, teknik pour, jenis filter, dll.
    2. Gunakan rasa sebagai kompas utama, dan brew time sebagai peta. Jika rasanya enak, brew time Anda sudah benar untuk setup Anda pada hari itu.
    3. Brew time adalah alat diagnosa yang powerful. Ketika rasa kopi tidak enak, brew time yang tidak normal (terlalu cepat/lambat dari biasanya) langsung memberi Anda petunjuk ke arah mana harus memperbaiki (biasanya dengan menyesuaikan grind size).
    4. Konteks itu penting. 1 menit blooming vs 1 menit pada fase pouring akhir memiliki dampak ekstraksi yang sangat berbeda.

    Jadi, ya, perhatian Anda pada total brew time sangat tepat. Itu adalah salah satu data terpenting yang bisa Anda kumpulkan selama menyeduh untuk memahami dan mereplikasi hasil seduhan yang enak.

0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop